Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Afrika Selatan: Menangkap Putin adalah Deklarasi Perang dengan Rusia, Ini Berisiko Bagi Kami

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan menangkap Vladimir Putin adalah deklarasi perang dengan Rusia. Hal ini berisiko bagi negaranya.

Evgeny Biatov / RIA NOVOSTI / AFP
Gambar selebaran yang diambil oleh RIA Novosti pada 17 Juni 2023 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kiri) setelah pertemuan dengan delegasi para pemimpin Afrika di Istana Constantine (Konstantinovsky) di Strelna, di luar Saint Petersburg. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengatakan upaya untuk menangkap Presiden Rusia, Vladimir Putin, ketika dia berkunjung ke negaranya akan menjadi deklarasi perang dengan Rusia.

"Rusia telah menjelaskan bahwa menangkap Presidennya yang sedang menjabat akan menjadi deklarasi perang," kata Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dalam surat-surat pengadilan yang dirilis pada Selasa (18/7/2023).

Presiden Vladimir Putin telah diundang ke KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada Agustus 2023.

Ia juga menjadi target dari surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang diharapkan akan diterapkan oleh Pretoria sebagai anggota ICC jika dia hadir di negara mereka, termasuk Afrika Selatan.

Perintah ICC ini menyebabkan dilema diplomatik di pengadilan Afrika Selatan, dikutip dari Al Jazeera.

Partai oposisi terkemuka di Afrika Selatan, Aliansi Demokratik (DA), memaksa pemerintah agar menangkap Vladimir Putin dan diserahkan ke ICC jika dia menginjakkan kaki di Afrika Selatan.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Serangan Balasan Ukraina Gagal Sejak Awal

Dalam tanggapannya, Presiden Cyril Ramaphosa menggambarkan aplikasi DA sebagai permintaan yang tidak bertanggung jawab.

Ia mengatakan keamanan nasional dipertaruhkan jika Afrika Selatan melakukannya.

Afrika Selatan Mengecualikan Penangkapan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) terlihat bersama Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa (kanan).
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) terlihat bersama Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa (kanan). (/-)

Baca juga: Dmitry Medvedev: Jika ICC Tangkap Vladimir Putin, Rusia akan Deklarasikan Perang

Surat-surat Presiden Cyril Ramaphosa mengindikasikan tidak bisa melaksanakan perintah ICC karena dapat mengancam keamanan negaranya.

Menurut presiden, Afrika Selatan mencari pengecualian di bawah aturan ICC berdasarkan fakta melakukan penangkapan dapat mengancam keamanan, perdamaian, dan ketertiban negara.

“Ini tidak sesuai dengan konstitusi kami untuk mengambil risiko terlibat perang dengan Rusia,” katanya.

Ia menambahkan, penangkapan ini akan bertentangan dengan tugasnya untuk melindungi negara.

"Penangkapan itu juga akan merusak misi yang dipimpin Afrika Selatan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menyita solusi damai apa pun," tulis Presiden Cyril Ramaphosa.

Perjanjian ICC menyatakan, negara anggota harus berkonsultasi dengan ICC ketika mengidentifikasi masalah yang dapat menghambat pelaksanaan permintaan.

Selain itu, ICC tidak boleh melanjutkan dengan meminta penangkapan jika ini mengharuskan negara untuk melanggar aturan internasional tentang kekebalan diplomatik.

Rusia Belum Pastikan Kehadiran Putin di Afrika Selatan

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan prajurit di Kremlin di Moskow pada 27 Juni 2023.
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan prajurit di Kremlin di Moskow pada 27 Juni 2023. (Mikhail TERESHCHENKO / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: Balas Surat Penangkapan Vladimir Putin, Kremlin Selidiki Jaksa ICC Karim Khan

Sementara Kremlin mengatakan pada Jumat (14/7/2023), Putin belum memutuskan apakah dia akan menghadiri pertemuan itu secara langsung atau berpartisipasi dari jarak jauh.

Kepala negara anggota BRICS lainnya, termasuk China, Brasil, dan India, diharapkan hadir.

“Format (partisipasi Putin dalam KTT BRICS) belum sepenuhnya ditentukan. Diskusi sedang berlangsung,” kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin kepada wartawan pada Jumat (14/7/2023), dikutip dari RT.

"Ketika keputusan akhir dibuat, kami akan memberitahu semua orang tentang hal itu," katanya.

Sebelumnya, pada Selasa (11/7/2023), Wakil Presiden Afrika Selatan, Paul Mashatile, mengatakan kepada outlet lokal Mail  dan The Guardian, pemerintah Afrika Selatan menyarankan agar Rusia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov di KTT BRICS, bukan Putin.

"Rusia tidak senang dengan itu, mereka ingin seluruh delegasi mereka datang, dipimpin oleh dia (Putin),” kata Paul Mashatile.

Ia mengatakan, diskusi antara Afrika Selatan dan Rusia sedang berlangsung.

Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova mengadakan konferensi pers tentang aktivitas di wilayah Ukraina yang direbut di Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow pada 4 April 2023.
Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova mengadakan konferensi pers tentang aktivitas di wilayah Ukraina yang direbut di Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow pada 4 April 2023. (Alexander NEMENOV / AFP)

ICC menuduh Vladimir Putin dan komisaris Rusia untuk hak anak, Maria Lvova-Belova, atas pemindahan anak di bawah umur dari zona pertempuran di Ukraina ke wilayah Rusia.

Rusia bukanlah pihak dalam Statuta Roma yang membentuk ICC, dan Kremlin mengatakan ICC tidak memiliki wewenang.

Namun, Afrika Selatan adalah anggota ICC, dan menurut undang-undang ICC, wajib menangkap Putin jika menginjakkan kaki di wilayah anggotanya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Afrika Selatan

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved