Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin: Serangan Balasan Ukraina Gagal Sejak Awal
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim serangan balasan Ukraina gagal sejak awal. Ia menilai Ukraina tidak bisa menembus pertahanan militer Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tentara Ukraina tidak berhasil sejak awal dalam serangan balasannya.
"Semua upaya musuh untuk menerobos pertahanan kita, yang merupakan tugas termasuk penggunaan cadangan strategis, mereka tidak berhasil sejak ofensif dimulai," kata Vladimir Putin.
"Musuh tidak berhasil!" lanjutnya dalam sebuah wawancara untuk program "Moscow. Kremlin. Putin", yang penggalannya diposting di saluran Telegram pembawa acara Pavel Zarubin.
Namun, Presiden Rusia itu menolak untuk berbicara secara terbuka ketika ditanya tentang tugas lebih lanjut dari militer Rusia.
"Aku akan memberitahumu ini secara terpisah saat kamera mati," janjinya, seperti diberitakan TASS.
Dalam wawancara terpisah, Putin mengatakan Rusia memiliki persediaan bom cluster dalam jumlah yang cukup.
Baca juga: Yevgeny Prigozhin Tolak Tawaran Putin agar Andrey Trochev Pimpin Wagner di Ukraina
Ia mengatakan, Rusia berhak menggunakannya jika amunisi bom cluster digunakan oleh tentara Ukraina untuk melawan pasukan Rusia di Ukraina.
"Tentu saja, jika digunakan untuk melawan kami, kami berhak mengambil tindakan timbal balik," kata Putin dalam sebuah wawancara TV negara, Minggu (16/7/2023), dikutip dari The Guardian.
Dia menambahkan Rusia belum menggunakan senjata itu meskipun kekurangan amunisi di beberapa titik.
Sebelumnya, pada April 2022, Rusia dituduh menggunakan amunisi tandan dalam serangan stasiun kereta api Kramatorsk , yang menewaskan 63 warga sipil termasuk 9 anak dan melukai 150, termasuk 34 anak.
Ukraina telah menerima bom cluster dari Amerika Serikat, amunisi yang dilarang di lebih dari 100 negara.
Kyiv telah berjanji untuk hanya menggunakannya untuk mengusir konsentrasi tentara musuh, lapor Reuters.
Serangan Balik Ukraina

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Kelompok Tentara Bayaran Wagner Sebenarnya Tak Pernah Ada
Meski Presiden Rusia mengklaim serangan balasan Ukraina gagal menembus pertahanan Rusia, namun pihak Ukraina mengklaim sejumlah kemajuan.
Ukraina mengatakan, pihaknya bergerak maju di dekat kota timur Bakhmut, yang direbut Rusia pada Mei 2023 dalam pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.