Jumat, 3 Oktober 2025

Memburu para pembenci monyet - Investigasi BBC bongkar komunitas internasional yang pesan video penyiksaan ke pembuat konten di Indonesia

Investigasi BBC selama satu tahun mengungkap kisah orang-orang yang mencari kepuasan dan mengeruk keuntungan dari video penyiksaan…

Investigasi BBC selama satu tahun mengungkap kisah orang-orang yang mencari kepuasan dan mengeruk keuntungan dari video penyiksaan monyet ekor panjang; para detektif amatir yang memburu mereka; dan nasib Mini, bayi monyet yang menjadi ‘selebriti’ di dunia yang sinting ini.

Beberapa tahun lalu, video-video penyiksaan monyet mulai muncul di YouTube. Alih-alih dihapus, berbagai rekaman video tersebut menyebar tak terkendali. Orang-orang di sejumlah negara Barat memesan video penyiksaan nan keji di luar nalar kepada para pembuat konten di Indonesia. Dari belahan Bumi yang berbeda, kisah mereka saling berkelindan.

PERINGATAN: Artikel ini mengandung deskripsi kekerasan yang dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

Saat itu adalah musim semi 2021. Lockdown akibat pandemi masih merajalela, termasuk di Los Angeles, Amerika Serikat, tempat Lucy Kapetanich menetap.

Kapetanich yang saat itu berusia 55 tahun adalah mantan penari erotis berkulit kecoklatan, bola mata hijau, dan rambut hitam bergelombang membingkai wajahnya yang keras.

Di titik itu, ia telah lama berhenti menari dan beralih menawarkan tontonan langsung dengan webcam dari kamar tidurnya — sebuah pekerjaan melelahkan meladeni pria-pria yang punya terlalu banyak waktu luang namun kantong kempes.

Hidup cukup meletihkan bagi Kapetanich. Salah satu cara dia melepas kepenatan setelah sesi webcam-nya adalah dengan menonton klip-klip hewan lucu di YouTube.

Kapetanich tak menyadari saat itu, tapi algoritma YouTube mulai mengenalinya, mengikuti setiap kliknya, menyimpan apa yang disukainya, dan menyajikan konten-konten yang kemungkinan besar ingin dilihatnya.

Lambat laun, halaman utamanya penuh dengan rekomendasi video soal monyet dari Indonesia dan Kamboja. Namun monyet-monyet ini tak berada di kebun binatang — mereka didandani dengan baju bayi, beberapa mengenakan popok sekali pakai.

Sekarang setiap kali Kapetanich membuka YouTube, video monyet muncul berlimpah.

“Cuma butuh satu kali klik, dan bam, semuanya ada di beranda,” ujarnya.

Algoritma kemudian menyarankannya beragam video bayi monyet dalam keadaan tertekan dan diselamatkan dari situasi berbahaya yang seperti dibuat-buat: monyet terperangkap di bawah reruntuhan, monyet dibuang dengan plastik sampah, monyet yang separuh badannya terkubur di bawah tanah.

Tak butuh waktu lama, sebuah video penyiksaan monyet muncul di berandanya.

‘Semua tahu siapa Mini’

Pada Mei 2022, di sebuah restoran Meksiko di Los Angeles, Lucy Kapetanich bertemu dengan dua orang agen FBI.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved