Konflik Rusia Vs Ukraina
Vladimir Putin: Serangan Balasan Ukraina Dimulai, Gagal Tembus Pertahanan Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim serangan balasan Ukraina dimulai pada 9 Juni 2023. Namun serangan itu gagal menembus pertahanan Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengklaim Ukraina telah memulai serangan balasan ke Rusia pada Jumat (9/6/2023).
Namun, menurutnya, serangan balasan Ukraina itu gagal menembus pertahanan Rusia.
"Kami dapat dengan pasti menyatakan bahwa serangan Ukraina ini telah dimulai dengan penggunaan cadangan strategis," kata Putin dalam konferensi pers di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia pada Jumat (9/6/2023).
"Tetapi pasukan Ukraina tidak mencapai tujuan mereka di area pertempuran mana pun," tambahnya, dikutip dari The Moscow Times.
Putin mengatakan pertempuran berlanjut selama lima hari, dengan pertempuran sengit kemarin pada Jumat (9/6/2023) dan sehari sebelumnya pada Kamis (8/6/2023).
Dia mengatakan pasukan Ukraina telah menderita kerugian yang signifikan tapi potensi ofensif pasukan Ukraina masih ada.
Baca juga: Joe Biden: Barat akan Berikan Segalanya untuk Serangan Balasan Ukraina ke Rusia
Presiden Rusia itu juga mengklaim militer Ukraina telah menderita korban yang jauh lebih banyak.
“Kami melihat pasukan rezim Ukraina menderita kerugian yang signifikan,” kata Putin.
“Diketahui bahwa pihak ofensif menderita kekalahan 3 banding 1 (ini semacam perbandingan klasik) tetapi dalam kasus ini, kerugiannya secara signifikan melebihi level klasik itu,” lanjutnya, dikutip dari Reuters.
Vladimir Putin berharap komandan Rusia dapat menilai situasi secara realistis dan bertindak sesuai dengan itu.

Baca juga: AS Kritik Rusia yang Tembaki Tim SAR saat Evakuasi Korban Banjir di Kherson
Pemimpin Rusia itu juga mengakui, pasukan Moskow menghadapi kekurangan senjata modern.
Ia kemudian menyatakan harapannya, industri militer Rusia akan segera dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Selama beberapa hari, tentara Rusia mengatakan pihaknya memukul mundur serangan di selatan Ukraina, yang akan menjadi fase pembukaan serangan balasan Ukraina.
Sebelumnya, Rusia menyatakan Ukraina telah kehilangan hingga 1.240 tentara dan 39 tank hanya dalam waktu 24 jam pada Jumat (9/6/2023).
"Lusinan kendaraan lapis baja dan unit artileri, termasuk yang disediakan oleh negara-negara Barat, juga dihancurkan," kata pejabat militer Rusia, dikutip dari RT.
Serangan Intensif Ukraina ke Rusia

Baca juga: AS Prediksi Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayah, Rusia Malah Klaim Kyiv Gagal dalam Serangan Balasan
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menangkis serangan sengit di wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk.
Rusia mengatakan, lebih dari 1.000 korban tewas dari pihak Ukraina.
Pihaknya mengklaim telah menghancurkan puluhan tank dan kendaraan lapis baja Ukraina, tapi tidak memberikan bukti untuk pernyataannya.
"Pasukan Ukraina telah menyerang garis Rusia empat kali dengan dua batalyon yang didukung oleh tank tepat di selatan Velyka Novosilka di Donetsk, tetapi berhasil dipukul mundur," kata kementerian itu, Jumat (9/6/2023).
"Pasukan Rusia juga memukul mundur dua serangan tepat di selatan kota Orikhiv di wilayah Zaporizhzhia," lanjutnya, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar mengatakan, Rusia berada dalam posisi bertahan di tenggara provinsi Zaporizhzhia, meski pusat pertempuran tetap berada di timur, khususnya di wilayah Donetsk pada Jumat (9/6/2023).
Dia mengatakan pertempuran berat terjadi di Lyman, Bakhmut, Avdiivka dan Marinka.
Valerii Shershen, juru bicara angkatan bersenjata Ukraina di Zaporizhzhia, mengatakan mereka sedang mencari kelemahan dalam pertahanan Rusia, yang coba diperkuat oleh Moskow dengan mengerahkan ranjau, membangun benteng dan pengelompokan kembali, dikutip dari ABC News.
Ukraina selama berbulan-bulan mengatakan sedang mempersiapkan serangan balasan untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya.
Namun, Ukraina tidak akan mengumumkan hal itu secara resmi.
Ukraina mengecilkan pembicaraan tentang serangan balasan, dengan alasan semakin sedikit yang dikatakan tentang gerakan militernya, semakin baik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.