Jumat, 3 Oktober 2025

El Nino dimulai, BMKG peringatkan potensi karhutla - tujuh provinsi Indonesia status siaga darurat

Badai, kekeringan, dan suhu tinggi yang mencapai rekor di depan mata setelah para ilmuwan di AS mengonfirmasi bahwa El Nino telah…

Bagi para ilmuwan di AS, definisi mereka mensyaratkan kenaikan suhu di lautan sebesar 0,5C dari biasanya selama sebulan, atmosfer harus tampak merespons panas ini dan harus ada bukti bahwa peristiwa tersebut terus berlanjut.

Kondisi ini terpenuhi pada bulan Mei. Dalam pernyataan pers, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengatakan bahwa "kondisi El Nino telah hadir".

"Ini sinyal yang sangat lemah. Tapi kami percaya bahwa kami mulai melihat kondisi-kondisi ini dan bahwa mereka akan terus meninggi," kata Michelle L'Heureux, seorang ilmuwan dengan NOAA.

"Nilai mingguan kami sebenarnya 0,8C pekan terakhir ini, yang jauh lebih kuat."

Para peneliti percaya peristiwa ini berpeluang 84% untuk melebihi kekuatan sedang pada akhir tahun ini.

Mereka juga mengatakan ada peluang satu banding empat peristiwa ini melampaui 2C pada puncaknya, yang masuk dalam kategori "El Nino super".

Dampak dari dimulainya El Nino kemungkinan baru terasa beberapa bulan kemudian tetapi akan dirasakan di seluruh dunia.

Para peneliti memperkirakan ini akan mencakup kondisi cuaca yang lebih kering di Australia dan sebagian wilayah Asia, dengan potensi melemahnya musim hujan di India. Negara-negara bagian AS di selatan berkemungkinan lebih basah pada musim dingin mendatang. El Nino biasanya memperparah kondisi kekeringan di Afrika.

Baca juga:

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ENSO yang sebelumnya berada dalam fase netral mulai beralih pada periode Juni 2023 dan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat. Sementara itu gangguan iklim dari Samudra Hindia, yaitu IOD (Indian Ocean Dipole), juga diprediksi akan beralih menuju fase IOD Positif mulai Juni 2023.

"Kombinasi dari fenomena El Niño dan IOD Positif yang diprediksi akan terjadi pada semester II 2023 tersebut dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode Musim Kemarau 2023," papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pernyataan pers yang diterima BBC News Indonesia, Rabu (07/06).

"Bahkan sebagian wilayah diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori Bawah Normal (lebih kering dari kondisi normalnya) hingga mencapai hanya 20 mm per bulan dan beberapa wilayah mengalami kondisi tidak ada hujan sama sekali (0 mm/bulan)."

Potensi karhutla di Indonesia lebih besar dari tiga tahun terakhir

Dwikorita menjelaskan bahwa selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api, sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi kering sudah mulai terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan peningkatan anomali suhu rata-rata, baik di tingkat global maupun nasional, menyebabkan peningkatan frekuensi kejadian bencana.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved