Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

2 Kelompok Pro-Ukraina di Balik Serangan di Belgorod Rusia: RVC dan Freedom of Russia Legion

Serangan di wilayah Rusia tak hanya memicu pertanyaan seputar pertahanan Kremlin, tapi apakah Ukraina mencoba masuk lebih dalam ke Rusia.

SERGEY BOBOK / AFP
Pendiri Russian Volunteer Corps atau RVC, Denis Kapustin (tengah), yang dikenal sebagai "Rex Putih", di perbatasan Rusia, pada 24 Mei 2023, di tengah Rusia invasi militer ke Ukraina. 

Kapustin, komandan RVC, mengatakan kepada pers di dekat perbatasan Rusia bahwa kelompoknya tidak merahasiakan pandangan sayap kanan beberapa anggotanya, tetapi dia tidak berpikir bahwa disebut neo-Nazi adalah penghinaan.

"Anda tidak akan pernah menemukan saya mengibarkan bendera dengan swastika, Anda tidak akan pernah menemukan saya, saya tidak tahu, mengangkat tangan saya memberi hormat Hitler," katanya.

Mengenakan janggut dan seragam militer serba hitam, Kapustin menggembar-gemborkan keberhasilan penyerbuan Belgorod dan mengatakan operasi yang lebih luas sedang direncanakan.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka sepenuhnya mengakui integritas teritorial Ukraina dan menganggap perang Putin di Ukraina sebagai “penjahat”.

Mereka mencantumkan "penggulingan rezim yang berkuasa di Rusia" sebagai salah satu tujuannya.

Sementara itu, Alexei Baranovsky, juru bicara sayap politik Legiun, mengatakan kepada Reuters bahwa serangan itu adalah "langkah pertama menggulingkan rezim Putin melalui angkatan bersenjata."

Dalam sebuah postingan di Telegram grup pada hari Rabu, Legiun berjanji untuk segera kembali.

"Belgorod, Bryansk, Kursk, Voronezh, Rostov, Moskow — tunggu kami," tulis postingan itu.

“Jelas bahwa Freedom of Russia Legion dan Russian Volunteer Corps keduanya didominasi oleh kelompok Rusia — menyebut diri mereka 'partisan' yang mencoba menjatuhkan pemerintahan Putin dan mulai dari preman sepak bola neo-Nazi hingga selebritas wannabe dan bahkan hingga beberapa reformis politik semi-serius,” kata Michael Clarke, profesor tamu studi perang di King's College London.

"Mereka bukan 'liberal', melainkan nasionalis Rusia garis keras - hanya saja bukan dari jenis Putin," tambah Clarke.

Caesar, 50 tahun, seorang Rusia yang bergabung dengan Freedom of Russia Legion untuk berperang di pihak Ukraina, berpose untuk foto di Dolyna, Ukraina bagian timur pada 26 Desember 2022.
Caesar, 50 tahun, seorang Rusia yang bergabung dengan Freedom of Russia Legion untuk berperang di pihak Ukraina, berpose untuk foto di Dolyna, Ukraina bagian timur pada 26 Desember 2022. (SAMEER AL-DOUMY / AFP)

Baca juga: Rusia Mulai Kirim Senjata Nuklir Taktis ke Belarusia, AS Beri Kutukan Keras

Koneksinya dengan Ukraina

Kremlin tidak membantah bahwa beberapa pejuang yang terlibat dalam serangan minggu ini bisa jadi beretnis Rusia, tetapi menganggap mereka sebagai "militan Ukraina, yang berasal dari Ukraina," menurut juru bicara Dmitry Peskov.

Ukraina membantah terkait dengan tindakan salah satu kelompok.

Andriy Yusov, juru bicara direktorat intelijen militer Ukraina, mengatakan kepada NBC News bahwa serangan itu dilakukan "secara eksklusif oleh warga Federasi Rusia" yang bertindak sendiri dan bahwa Ukraina tidak berkoordinasi dengan mereka.

Baranovsky, dari Legiun, mengatakan unitnya adalah bagian dari brigade internasional Ukraina, tetapi membantah serangan itu dikoordinasikan dengan pihak berwenang Ukraina.

Tapi Kapustin, komandan RVC, mengatakan Ukraina "mendorong" tindakan kelompok itu di Belgorod, dan bahwa mereka "berkonsultasi" tentang tindakan mereka dengan militer Ukraina.

Meski begitu, ia mengatakan apa pun yang mereka lakukan di luar perbatasan negara adalah keputusan kami sendiri.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved