Mesir Jadi Mediator, Israel Kaji Usulan Gencatan Senjata dengan Militan Palestina di Jalur Gaza

Para korban termasuk warga negara Rusia.

Pada Rabu (10/5/2023), empat warga Palestina lainnya meninggal dunia dalam rangkaian serangan udara lainnya, dikutip dari Sputnik.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan di Twitter, sasaran serangan adalah fasilitas militer gerakan Islam Jihad Islam di Gaza.

Pihak militer mengatakan telah menyerang 10 fasilitas produksi senjata dan fasilitas militer, enam fasilitas Jihad Islam yang digunakan sebagai penyimpanan persenjataan dan infrastruktur logistik.

Militer Israel juga mengklaim telah menewaskan beberapa kepala operasi Jihad Islam.

Pada Rabu (10/5/2023), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel bersedia untuk mengintensifkan kampanye melawan militan radikal di Jalur Gaza dan melakukan serangan lebih lanjut.

“Kami mengatakan kepada para teroris dan mereka yang mengirim mereka. Kami melihat Anda di mana-mana. Anda tidak dapat bersembunyi, dan kami memilih tempat dan waktu untuk menyerang Anda,” kata Netanyahu.

Ia menambahkan, Israel juga akan memutuskan kapan ketenangan dipulihkan.

Baca juga: 12 Orang Tewas dan 20 Lainnya Terluka dalam Serangan Udara Israel ke Jalur Gaza

Awal Pertempuran di Jalur Gaza

Pertempuran militan Palestina di Jalur Gaza kali ini dipicu oleh kematian seorang aktivis Palestina, Khader Adnan, yang meninggal di sel tahanan Israel setelah mogok makan selama 86 hari.

Khader Adnan ditemukan tak sadarkan diri di sel tahanannya pada Selasa (2/5/2023) pagi.

Setelah kematiannya, muncul gelombang protes dari warga Palestina terhadap Israel.

Pada Selasa (9/5/2023), kelompok Jihad Islam Palestina di Jalur Gaza menembakkan serangan udara ke wilayah Israel, dikutip dari AP News.

Israel mengatakan serangan ini merupakan tanggapan atas kematian Khader Adnan.

Pada Rabu (10/5/2023), Israel membalas dengan meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza.