Konflik Rusia Vs Ukraina
Soal Serangan Balasan ke Rusia, Ukraina Takut Tak Bisa Penuhi Ekspektasi Tinggi dari Barat
Ukraina pesimis, serangan balasan ke Rusia mungkin sulit penuhi ekspektasi tinggi dari Barat. Ukraina menyerukan pasokan senjata yang lebih banyak.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Volodymyr Zelensky dan Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan mereka mencoba menurunkan harapan dari mitra Baratnya.
Presiden Zelensky bersama Menhan Reznikov menyampaikan hal ini dalam wawancara mereka dengan The Washington Post.
"Ekspektasi serangan balasan Ukraina terlalu tinggi di dunia," kata Menhan Reznikov.
"Kebanyakan orang menunggu sesuatu yang besar," katanya.
Menurut Reznikov, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan emosional.
"Penumpukan menjelang penyerangan, yang detailnya masih dirahasiakan, telah membuat para pejabat Ukraina bergulat dengan pertanyaan sulit; Hasil apa yang akan cukup untuk mengesankan Barat, khususnya AS?" katanya.
Baca juga: Puluhan Drone Ukraina Serang Rusia di Krimea, Susul Peluncuran Rudal Balistik
Beberapa orang khawatir, jika Ukraina gagal, mereka mungkin kehilangan bantuan militer internasional atau menghadapi tekanan baru untuk berunding dengan Rusia.
Perundingan itu hampir pasti akan melibatkan tuntutan Rusia untuk negosiasi penyerahan empat wilayah berdaulat Ukraina kepada Rusia.
"Saya percaya bahwa semakin banyak kemenangan yang kita miliki di medan perang, terus terang, semakin banyak orang yang percaya pada kita, yang berarti kita akan mendapat lebih banyak bantuan," kata Presiden Zelensky.

Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Bom Fosfor di Bakhmut untuk Bakar Gedung Tanpa Penghuni
Ekspektasi Tinggi terhadap Ukraina
The Washington Post mencatat, ekspektasi yang meningkat sebagian disebabkan oleh kemenangan Ukraina sebelumnya di medan perang.
Pertama, Ukraina berhasil memukul mundur upaya Rusia untuk merebut Kyiv dan mengusir Rusia dari benteng mereka di Kharkiv dan Kherson.
"Kami menginspirasi karena diyakini kami akan jatuh dalam waktu 72 jam," kata Reznikov.
"Namun, berdasarkan pengalaman, para mitra sekarang memiliki harapan yang sama bahwa Ukraina akan berhasil lagi," katanya.
Menurut Reznikov, mitra Barat membutuhkan contoh sukses lain karena Ukraina harus menunjukkannya kepada 'orang-orang mereka'.
"Tapi saya tidak bisa memberi tahu Anda seperti apa skala keberhasilan ini. Sepuluh kilometer, 30 kilometer, 100 kilometer, 200 kilometer?" katanya kepada Ukrainska Pravda.
Saat ini Rusia memiliki keunggulan geografis dan jumlah tentara yang lebih banyak.
Ukraina yang sadar akan hambatan yang sangat besar, terus menuntut senjata tambahan dari pendukungnya di Barat.
"Ukraina akan melancarkan serangan balasan segera setelah menerima senjata yang telah disepakati dengan mitranya," kata Presiden Zelensky.

Baca juga: Penulis Pro-Perang Rusia Terluka akibat Ledakan Bom Mobil, Pelaku Diduga Pro-Ukraina
Persiapan Serangan Balasan Ukraina
Sementara itu, Reznikov sebagai Menteri Pertahanan Ukraina, mengatakan 90 persen unit serangan pertama telah siap untuk memulai operasi.
Beberapa unit lainnya masih berada di luar negeri untuk berlatih.
Meski terbebani ekspektasi Barat, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina berhasil meraih kemajuan di beberapa wilayah, tapi enggan menyebutkannya.
"Saya tidak dapat memberi tahu Anda kota mana, perbatasan mana yang (dianggap) sukses signifikan bagi kami, dan mana yang rata-rata sukses. Saya hanya tidak ingin Rusia mengetahui di front mana, di mana, dan kapan kita akan menyerang," kata Presiden Zelensky.
Menhan Reznikov mengatakan, serangan balasan itu tidak hanya akan membebaskan desa dan kota, tapi juga memotong rantai logistik Rusia serta mengurangi kemampuan ofensif mereka.

Baca juga: Zelensky Cek Sistem Patriot, Artileri, dan Kendaraan Militer dari Belanda untuk Ukraina
Barat Tolak Kirim Senjata Jarak Jauh ke Ukraina
Presiden Zelensky mengatakan, mitra Baratnya menolak untuk mengirimkan senjata jarak jauh kepada Ukraina.
Mitra Barat Ukraina, katanya, tidak ingin memicu eskalasi besar-besaran dari Rusia karena senjata jarak jauh dapat menjangkau wilayah Rusia.
Di sisi lain, tidak adanya senjata semacam itu telah menempatkan Ukraina di posisi yang sulit untuk maju.
"Saya tidak begitu mengerti, saya akan memberi tahu Anda terus terang, mengapa kami tidak bisa mendapatkan artileri jarak jauh," katanya.
Mitra Barat tetap tidak memberikan senjata semacam itu, meski Presiden Zelensky meyakinkan mereka tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia.

Ia menyayangkan pasukan Ukraina yang tak bisa mengusir Rusia dari tepi Sungai Dnipro setelah membebaskan Kherson.
"Hal ini karena mereka (Rusia) dapat mengambil senjata dari sana dan memindahkan mereka ke timur atau selatan, dan mereka tetap kuat. Mengapa? Karena mereka tahu, kami (Ukraina) tidak dapat menjangkau mereka, sementara kami menderita karena mereka mampu menembak ke arah kami," kata Presiden Zelensky.
Menhan Reznikov mendukung pernyataan Presiden Zelensky, dengan mengatakan pentingnya senjata jarak jauh bagi Ukraina.
“Mereka (Rusia) menarik semua pos komando mereka, depot bahan bakar, depot amunisi, lebih dari 120 kilometer jauhnya. Itu sebabnya kami membutuhkan sesuatu yang menarik dengan kemampuan jangkauan 150 kilometer. Ini menjadi lebih sulit bagi mereka secara logistik. Tapi kita perlu mendorong mereka lebih dalam dan lebih dalam," tambah Reznikov.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.