Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Soal Serangan Balasan ke Rusia, Ukraina Takut Tak Bisa Penuhi Ekspektasi Tinggi dari Barat

Ukraina pesimis, serangan balasan ke Rusia mungkin sulit penuhi ekspektasi tinggi dari Barat. Ukraina menyerukan pasokan senjata yang lebih banyak.

POTUS/Ukrainian Presidential Press Office/Oleksii Reznikov
Kolase foto Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah), Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov (kanan). - Terbebani ekspektasi hasil serangan balasan ke Rusia, Ukraina takut tidak bisa mengesankan mitranya, terutama AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Volodymyr Zelensky dan Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan mereka mencoba menurunkan harapan dari mitra Baratnya.

Presiden Zelensky bersama Menhan Reznikov menyampaikan hal ini dalam wawancara mereka dengan The Washington Post.

"Ekspektasi serangan balasan Ukraina terlalu tinggi di dunia," kata Menhan Reznikov.

"Kebanyakan orang menunggu sesuatu yang besar," katanya.

Menurut Reznikov, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan emosional.

"Penumpukan menjelang penyerangan, yang detailnya masih dirahasiakan, telah membuat para pejabat Ukraina bergulat dengan pertanyaan sulit; Hasil apa yang akan cukup untuk mengesankan Barat, khususnya AS?" katanya.

Baca juga: Puluhan Drone Ukraina Serang Rusia di Krimea, Susul Peluncuran Rudal Balistik

Beberapa orang khawatir, jika Ukraina gagal, mereka mungkin kehilangan bantuan militer internasional atau menghadapi tekanan baru untuk berunding dengan Rusia.

Perundingan itu hampir pasti akan melibatkan tuntutan Rusia untuk negosiasi penyerahan empat wilayah berdaulat Ukraina kepada Rusia.

"Saya percaya bahwa semakin banyak kemenangan yang kita miliki di medan perang, terus terang, semakin banyak orang yang percaya pada kita, yang berarti kita akan mendapat lebih banyak bantuan," kata Presiden Zelensky.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato saat mengunjungi Helsinki, Finlandia pada Rabu (3/5/2023). Dalam kunjungannya, Presiden Zelensky bertemu dengan pejabat Finlandia, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato saat mengunjungi Helsinki, Finlandia pada Rabu (3/5/2023). Dalam kunjungannya, Presiden Zelensky bertemu dengan pejabat Finlandia, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir. (Ukrainian Presidential Press Office)

Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Bom Fosfor di Bakhmut untuk Bakar Gedung Tanpa Penghuni

Ekspektasi Tinggi terhadap Ukraina

The Washington Post mencatat, ekspektasi yang meningkat sebagian disebabkan oleh kemenangan Ukraina sebelumnya di medan perang.

Pertama, Ukraina berhasil memukul mundur upaya Rusia untuk merebut Kyiv dan mengusir Rusia dari benteng mereka di Kharkiv dan Kherson.

"Kami menginspirasi karena diyakini kami akan jatuh dalam waktu 72 jam," kata Reznikov.

"Namun, berdasarkan pengalaman, para mitra sekarang memiliki harapan yang sama bahwa Ukraina akan berhasil lagi," katanya.

Menurut Reznikov, mitra Barat membutuhkan contoh sukses lain karena Ukraina harus menunjukkannya kepada 'orang-orang mereka'.

"Tapi saya tidak bisa memberi tahu Anda seperti apa skala keberhasilan ini. Sepuluh kilometer, 30 kilometer, 100 kilometer, 200 kilometer?" katanya kepada Ukrainska Pravda.

Saat ini Rusia memiliki keunggulan geografis dan jumlah tentara yang lebih banyak.

Ukraina yang sadar akan hambatan yang sangat besar, terus menuntut senjata tambahan dari pendukungnya di Barat.

"Ukraina akan melancarkan serangan balasan segera setelah menerima senjata yang telah disepakati dengan mitranya," kata Presiden Zelensky.

Sistem pertahanan udara Patriot Belanda yang akan diberikan kepada Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersama Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dan Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren melihat sampel bantuan militer yang diberikan kepada Ukraina, dalam kunjungannya di Den Haag pada Kamis (4/5/2023).
Sistem pertahanan udara Patriot Belanda yang akan diberikan kepada Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersama Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dan Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren melihat sampel bantuan militer yang diberikan kepada Ukraina, dalam kunjungannya di Den Haag pada Kamis (4/5/2023). (Ukrainian Presidential Press Office)

Baca juga: Penulis Pro-Perang Rusia Terluka akibat Ledakan Bom Mobil, Pelaku Diduga Pro-Ukraina

Persiapan Serangan Balasan Ukraina

Sementara itu, Reznikov sebagai Menteri Pertahanan Ukraina, mengatakan 90 persen unit serangan pertama telah siap untuk memulai operasi.

Beberapa unit lainnya masih berada di luar negeri untuk berlatih.

Meski terbebani ekspektasi Barat, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina berhasil meraih kemajuan di beberapa wilayah, tapi enggan menyebutkannya.

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda kota mana, perbatasan mana yang (dianggap) sukses signifikan bagi kami, dan mana yang rata-rata sukses. Saya hanya tidak ingin Rusia mengetahui di front mana, di mana, dan kapan kita akan menyerang," kata Presiden Zelensky.

Menhan Reznikov mengatakan, serangan balasan itu tidak hanya akan membebaskan desa dan kota, tapi juga memotong rantai logistik Rusia serta mengurangi kemampuan ofensif mereka.

Peluncur rudal balistik antarbenua Yars Rusia berparade melalui Lapangan Merah selama parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. - Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Peluncur rudal balistik antarbenua Yars Rusia berparade melalui Lapangan Merah selama parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. - Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Baca juga: Zelensky Cek Sistem Patriot, Artileri, dan Kendaraan Militer dari Belanda untuk Ukraina

Barat Tolak Kirim Senjata Jarak Jauh ke Ukraina

Presiden Zelensky mengatakan, mitra Baratnya menolak untuk mengirimkan senjata jarak jauh kepada Ukraina.

Mitra Barat Ukraina, katanya, tidak ingin memicu eskalasi besar-besaran dari Rusia karena senjata jarak jauh dapat menjangkau wilayah Rusia.

Di sisi lain, tidak adanya senjata semacam itu telah menempatkan Ukraina di posisi yang sulit untuk maju.

"Saya tidak begitu mengerti, saya akan memberi tahu Anda terus terang, mengapa kami tidak bisa mendapatkan artileri jarak jauh," katanya.

Mitra Barat tetap tidak memberikan senjata semacam itu, meski Presiden Zelensky meyakinkan mereka tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia.

Orang-orang memegang bendera Ukrania saat mereka berkumpul di alun-alun Maidan untuk merayakan pembebasan Kherson, di Kyiv pada 11 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 11 November bahwa Kherson adalah milik kami setelah Rusia mengumumkan penyelesaian penarikannya dari ibu kota regional, satu-satunya yang direbut Moskow dalam hampir sembilan bulan pertempuran. (Photo by Genya SAVILOV / AFP)
Pembebasan Kherson. Orang-orang memegang bendera Ukrania saat mereka berkumpul di alun-alun Maidan untuk merayakan pembebasan Kherson, di Kyiv pada 11 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 11 November bahwa Kherson adalah milik kami setelah Rusia mengumumkan penyelesaian penarikannya dari ibu kota regional, satu-satunya yang direbut Moskow dalam hampir sembilan bulan pertempuran. (Photo by Genya SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Ia menyayangkan pasukan Ukraina yang tak bisa mengusir Rusia dari tepi Sungai Dnipro setelah membebaskan Kherson.

"Hal ini karena mereka (Rusia) dapat mengambil senjata dari sana dan memindahkan mereka ke timur atau selatan, dan mereka tetap kuat. Mengapa? Karena mereka tahu, kami (Ukraina) tidak dapat menjangkau mereka, sementara kami menderita karena mereka mampu menembak ke arah kami," kata Presiden Zelensky.

Menhan Reznikov mendukung pernyataan Presiden Zelensky, dengan mengatakan pentingnya senjata jarak jauh bagi Ukraina.

“Mereka (Rusia) menarik semua pos komando mereka, depot bahan bakar, depot amunisi, lebih dari 120 kilometer jauhnya. Itu sebabnya kami membutuhkan sesuatu yang menarik dengan kemampuan jangkauan 150 kilometer. Ini menjadi lebih sulit bagi mereka secara logistik. Tapi kita perlu mendorong mereka lebih dalam dan lebih dalam," tambah Reznikov.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved