Sabtu, 4 Oktober 2025

Taliban Bunuh Pemimpin ISIS-K yang Rencanakan Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul

Dalang di balik peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Bandara Kabul pada tahun 2021 lalu oleh ISIS-K, berhasil dibunuh oleh Taliban.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
AFP/WAKIL KOHSAR
Seorang pejuang Taliban berjaga di lokasi bom bunuh diri kembar yang menewaskan ratusan orang termasuk 13 tentara AS, di bandara Kabul, Jumat (27/8/2021). - Pemimpin ISIS-K yang menjadi dalang di balik peristiwa bom bunuh diri di Bandara Kabul pada 2021 silam, tewas terbunuh oleh pasukan Taliban. 

AS melakukan serangan pesawat tak berawak di Kabul beberapa hari kemudian, mengatakan telah menargetkan seorang pembom bunuh diri.

Baca juga: Blinken dan Guterres Bahas Larangan Taliban terhadap Wanita yang Bekerja untuk PBB  

Operasi Taliban

Personel keamanan Taliban berjaga di sepanjang jalan di Kabul pada 21 Desember 2022. - Ratusan wanita muda dihentikan oleh penjaga bersenjata pada 21 Desember, saat memasuki kampus universitas Afghanistan, sehari setelah penguasa Taliban negara itu melarang mereka dari pendidikan tinggi di negara lain. penyerangan terhadap hak asasi manusia. (Photo by Wakil KOHSAR / AFP)
Personel keamanan Taliban berjaga di sepanjang jalan di Kabul pada 21 Desember 2022. - Ratusan wanita muda dihentikan oleh penjaga bersenjata pada 21 Desember, saat memasuki kampus universitas Afghanistan, sehari setelah penguasa Taliban negara itu melarang mereka dari pendidikan tinggi di negara lain. penyerangan terhadap hak asasi manusia. (Photo by Wakil KOHSAR / AFP) (AFP/WAKIL KOHSAR)

AS tidak diberitahu tentang kematian pemimpin ISIS oleh Taliban.

Hal tersebut dikarenakan serangan ini dilakukan oleh Taliban sendiri, tanpa ada campur tangan AS.

"Ini adalah operasi Taliban. Kami tidak melakukannya bersama-sama dengan mereka atau semacamnya," kata salah seorang pejabat AS, dikutip dari CBS.

Undang-undang AS melarang kerja sama militer dan pembagian intelijen militer dengan Taliban.

Baca juga: PBB Sebut Staf Perempuannya Dilarang Bekerja oleh Taliban

Ditanya mengapa pemerintah AS yakin bahwa ini adalah orang yang bertanggung jawab atas pengeboman itu, dan bagaimana penentuan itu dibuat, pejabat tersebut mengatakan dia tidak dapat memberikan perincian lebih lanjut.

Kabar kematian pemimpin ISIS datang setelah Presiden AS, Joe Biden mengumumkan kampanye pemilihan ulang di 2024.

Pada tahun 2020, Biden berkampanye dengan sumpah untuk mengakhiri perang di Afghanistan, tetapi juga menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang mampu memulihkan kompetensi manajemen pemerintah dan urusan luar negeri AS.

Para pejabat administrasi menolak anggapan bahwa waktu pengumuman bertepatan dengan rencana pemilihan kembali Presiden.

Cheryl Rex, ibu dari Marine Lance Kopral Dylan Merola, mengatakan insiden itu membuatnya mempertanyakan identitas individu yang terbunuh.

Baca juga: Masih Jadi Negara Endemik Polio, Kemenkes Taliban Luncurkan Program Vaksinasi Tahunan di Afghanistan

"Mereka telah memberi tahu kami sebelum mereka membunuh orang yang bertanggung jawab, dan kemudian ketika mereka kembali dengan laporan mengatakan itu adalah warga sipil dengan anak-anaknya," kata Rex.

"Saya ingin melihat mereka dipenjara. Mereka menghadapi 13 tuduhan pembunuhan," lanjutnya.

Para pemimpin militer awalnya mengatakan serangan itu dilakukan berdasarkan ancaman segera terhadap personel AS setelah pengeboman bandara.

Setelah Komando Pusat AS menyimpulkan warga sipil terbunuh, petinggi menyebutnya "kesalahan besar".

ISIS-K telah melakukan serangan rutin terhadap rezim Taliban yang merebut kembali kekuasaan di Afghanistan ketika aliansi militer pimpinan AS menarik diri dari negara itu pada musim panas 2021.

Serangan dahsyat di bandara itu terjadi ketika AS dan pasukan Barat lainnya menggunakan fasilitas sebagai titik koordinasi dan pintu keluar untuk penarikan yang kacau.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved