Kamis, 2 Oktober 2025

BRICS akan Salip Ekonomi G7, Puluhan Negara Ingin Gabung, termasuk Indonesia

BRICS akan menyalip ekonomi G7 hingga 32,1 persen dari ekonomi dunia. Puluhan negara ingin bergabung dengan BRICS, termasuk Indonesia.

Pavel Golovkin / POOL / AFP
Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua dari kiri), Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah), Perdana Menteri India Narendra Modi (kedua dari kanan), dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kanan) menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Bisnis dan manajemen Bank Pembangunan Baru selama KTT BRICS di Brasilia, 14 November 2019. - BRICS diprediksi akan menyalip ekonomi negara-negara G7 hingga 32,1 persen dari perekonomian dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota kelompok BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, diprediksi akan melampaui ekonomi G7 yang dipimpin AS.

Perekonomian BRICS akan menyalip G7 dalam bisnis global.

Menurut perhitungan Bloomberg, yang berdasarkan data IMF terbaru, anggota BRICS akan memberikan kontribusi 32,1 persen dari pertumbuhan ekonomi dunia, dibandingkan G7 yang berada di angka 29,9 persen.

Kelompok G7, yang terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, telah lama dianggap sebagai blok ekonomi paling maju.

Rusia pernah menjadi anggota G7 hingga tahun 2014, ketika dikeluarkan karena dampak dari kudeta Maidan yang didukung Barat di Ukraina.

Baca juga: Lawan Dominasi Dolar AS, Aliansi BRICS Siap Luncurkan Mata Uang Bersama

Laporan Bloomberg mengindikasikan, pada 2020, kontribusi dari negara-negara BRICS dan G7 terhadap pertumbuhan ekonomi global adalah sama.

Sejak saat itu kinerja G7 menurun.

Pada 2028, kontribusi G7 terhadap perekonomian dunia diperkirakan akan menurun menjadi 27,8 persen, sedangkan BRICS akan mencapai 35 persen.

Perhitungan Bloomberg menunjukkan, China akan menjadi kontributor utama pertumbuhan global selama lima tahun ke depan, dengan pangsanya ditetapkan dua kali lipat dari AS.

Bagian China dari ekspansi PDB global diprediksi mewakili 22,6 persen dari total pertumbuhan dunia pada 2028.

India diproyeksikan menyumbang 12,9 persen dari PDB global.

“Secara total, 75 persen pertumbuhan global diharapkan terkonsentrasi di 20 negara dan lebih dari setengahnya berada di empat besar: China, India, AS, dan india. Sementara negara-negara G7 akan berada di bagian yang lebih kecil, dengan Jerman, Jepang, Inggris, dan Prancis terlihat di antara 10 kontributor teratas,” lapor Bloomberg.

Sebuah studi baru-baru ini oleh firma riset makroekonomi yang berbasis di Inggris juga menemukan kesenjangan antara BRICS dan G7 diperkirakan akan terus tumbuh.

Para analis mencatat, China dan India telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan lebih banyak negara tertarik untuk bergabung dengan BRICS.

Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang saat mengambil bagian dalam KTT BRICS XIV dalam format virtual melalui panggilan video, di Moskow pada 23 Juni 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang saat mengambil bagian dalam KTT BRICS XIV dalam format virtual melalui panggilan video, di Moskow pada 23 Juni 2022. (Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: Hubungan Dengan AS Memanas, Arab Saudi Disebut-sebut Ingin Bergabung dengan Kelompok BRICS

Puluhan Negara Ingin Gabung BRICS

Awal tahun 2023 ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan lebih dari selusin negara telah menyatakan minat untuk bergabung dengan BRICS.

“Perlu disebutkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, termasuk selama tahun pertama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, jumlah negara yang ingin bergabung dengan BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai telah meningkat secara dramatis," kata Lavrov saat bertemu dengan kepala kantor regional Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (23/2/2023).

"Sampai sekarang, ada sekitar dua puluh orang,” lanjutnya, dikutip dari laman BRICS.

Negara yang ingin bergabung dengan BRICS di antaranya Aljazair, Argentina, Bahrain, Bangladesh, Indonesia, Iran, Mesir, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Sudan, Suriah, Turki, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.

Arab Saudi, Mesir, dan Bangladesh telah memperoleh ekuitas di Bank Pembangunan Baru, organisasi pendanaan BRICS, dikutip dari RT.

Tahun 2022 lalu, negara-negara BRICS mengusulkan pembuatan mata uang mereka sendiri untuk menjauh dari dolar AS dan euro dalam transaksi timbal balik.

BRICS akan memutuskan tahun ini apakah akan menerima negara anggota baru ke dalam bloknya.

Kemungkinan besar mekanisme untuk anggota baru akan dibuat, terutama karena ada minat besar untuk kekuatan politik-ekonomi alternatif untuk unipolaritas Amerika, yang pengaruhnya sendiri menurun di panggung dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose untuk foto bersama sebelum Dialog Pasar Berkembang dan Negara Berkembang di sela-sela KTT BRICS 2017 di Xiamen di Provinsi Fujian Cina Tenggara.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose untuk foto bersama sebelum Dialog Pasar Berkembang dan Negara Berkembang di sela-sela KTT BRICS 2017 di Xiamen di Provinsi Fujian Cina Tenggara. (TYRONE SIU / POOL / AFP)

Baca juga: China Ledek G7, Bandingkan Populasinya yang Kalah Jauh dengan Kelompok BRICS

Apa itu BRICS?

BRICS adalah aliansi bisnis yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

Pada tahun 2001, perekonomian Brasil, Rusia, India, dan China mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian global.

Para menteri luar negeri negara-negara itu mulai bertemu secara informal pada tahun 2006, dan membentuk BRICS.

Kemudian, mereka mengadakan pertemuan puncak tahunan yang lebih formal mulai tahun 2009.

Secara umum, pertemuan ini diadakan untuk meningkatkan kondisi ekonomi di negara-negara BRICS.

BRICS juga memberikan kesempatan kepada para pemimpin mereka untuk bekerja sama dalam upaya ini.

Pada Desember 2010, Afrika Selatan bergabung dengan kelompok ini dan mengubah akronimnya menjadi BRICS.

Bersama-sama, pasar negara berkembang ini mewakili 42 persen populasi dunia dan menyumbang lebih dari 31 persen PDB dunia menurut World Factbook, dikutip dari Library of Congress.

Jumlah yang besar ini diprediksi akan terus tumbuh, bahkan akan menyaingi G7.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait BRICS

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved