Selasa, 30 September 2025

KTT G7

China Ledek G7, Bandingkan Populasinya yang Kalah Jauh dengan Kelompok BRICS

Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian ledek G7, ia membandingan populasi yang kalah jauh dengan BRICS sehingga tak cocok jadi representasi masyarakat dunia

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
GREG BAKER / AFP
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengajukan pertanyaan pada briefing media harian di Beijing pada 8 April 2020. Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian ledek G7, ia membandingan populasi yang kalah jauh dengan BRICS sehingga tak cocok jadi representasi masyarakat dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pertemuan kelompok G7 yang digelar di Jerman pada Senin (27/6/2022) lalu menjadi sorotan dunia.

Namun, China justru meledek kelompok G7 yang ia nilai tidak cocok menjadi representasi masyarakat internasional.

Sebab, menurutnya, jumlah populasi negara anggota G7 kalah jauh dengan kelompok BRICS.

Pernyataan China ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian dalam postingannya di akun Twitter pada Selasa (28/6/2022), dikutip dari RussianToday.

Dalam postingannya itu, Zhao menyoroti soal representasi 'masyarakat internasional' yang diklaim anggota G7.

Baca juga: Dekat dengan Rusia, G7 Minta China Menekan Moskow Hentikan Perang di Ukraina

Zhao pun mengunggah gambar yang membandingkan kelompok G7 yang terdiri dari Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada dengan kelompok BRICS yang terdiri Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Perbandingan gambar itu ia nilai dari segi populasi masyarakatnya.

Ia menilai, meski negara-negara G7 diklaim sebagai masyarakat internasional tetapi jumlah presentasi masyarakatnya terbilang kecil dari populasi dunia.

Sementara, ia mencatat, negara BRICS memiliki jumlah populasi yang lebih besar yakni 3,2 miliar jiwa, daripada G7 yang memiliki total 777 juta jiwa.

"Jadi lain kali ketika mereka berbicara tentang 'masyarakat internasional', Anda tahu apa artinya," tulis Zhao.

AS Minta China Bujuk Rusia untuk Akhiri Perang

Amerika Serikat (AS) meminta China untuk membujuk Rusia agar menghentikan perang di Ukraina.

Permintaan AS ini dilakukan lantaran AS menilai kedekatan China dengan Rusia.

Kendati demikian, permintaan ini tidak berarti AS akan melunak pada Beijing terkait mencabut sanksi perdagangan atau memperluas manfaat ekonomi lainnya.

Hal ini disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. (Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan