Kisah seorang anak kabur dari Korea Utara demi mencari ibunya
Setelah akhirnya bersatu kembali di Seoul usai berpisah selama satu dekade, Songmi bertanya kepada ibunya mengapa dia meninggalkannya di Korea
Dia tidak punya pilihan untuk bisa bersekolah. Pendidikan di Korea Utara yang menganut sistem komunis sebetulnya gratis, tetapi orang-orang diharapkan untuk menyuap guru, dan kakek Songmi tidak mampu untuk itu.
Dia akhirnya menghabiskan masa kecilnya berkeliaran di pedesaan, berburu cengkeh untuk memberi makan kelinci di peternakan. Dia sering sakit, bahkan saat musim panas.
“Saya hanya makan sedikit, sehingga kekebalan tubuh saya rendah,” kata Songmi.
“Tetapi ketika saya bangun, nenek saya selalu meninggalkan makanan ringan di ambang jendela.”
Suatu malam, lima tahun setelah kereta yang membawa orang tuanya menuju kamp penjara berangkat, ayahnya menyelinap ke tempat tidur dan memeluknya. Dia diliputi kegembiraan. Hidupnya bisa dimulai lagi. Tapi tiga hari kemudian, ayahnya meninggal. Kesehatannya telah menurun selama di penjara.
Ketika ibu Songmi, Myung-hui, tiba di rumah pekan berikutnya dan mengetahui suaminya telah meninggal, dia menjadi putus asa. Myung-hui membuat keputusan sendiri yang tidak terpikirkan. Dia hendak mencoba melarikan diri lagi dari Korea Utara. Seorang diri.
Pagi harinya, ibunya telah pergi. Songmi mengatakan bahwa dia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ibunya berpakaian tidak seperti biasanya, dia menggunakan pakaian neneknya.
“Saya tidak tahu apa yang dia rencanakan, tapi saya tahu kalau dia pergi, saya tidak akan bertemu dengan ibu dalam waktu yang lama,” kata Songmi.
Saat ibunya pergi meninggalkan rumah, Songmi meringkuk di kasurnya dan menangis.
10 tahun berikutnya menjadi masa-masa terberat bagi Songmi.
Dalam kurun dua tahun, kakeknya meninggal. Dia pun seorang diri di usia 10 tahun, merawat neneknya yang terbaring di tempat tidur, tanpa sumber penghasilan.
“Satu per satu keluarga saya menghilang. Sangat menakutkan.”
Di tengah rasa putus asa, pegunungan yang lebat di Korea Utara menjadi sumber makanan. Setiap pagi, Songmi memulai perjalanan selama dua jam ke pegunungan, mencari tanaman untuk dimakan dan dijual.
Tanaman herbal tertentu bisa dijual sebagai obat di pasar lokalnya, tapi harus dicuci, dipotong dan dikeringkan dengan tangan lebih dulu. Itu artinya dia harus bekerja hingga larut malam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.