Kehidupan dunia bawah tanah pekerja seks di Somalia - 'Tekanan masyarakat memperburuk keadaan'
Dua pekerja seks di Somalia menceritakan bagaimana mereka terjerumus ke dalam skena bawah tanah yang ilegal dan berbahaya.
Tapi sekarang ia sudah cukup dikenal sehingga ia hanya perlu menunggu klien potensial menghubunginya melalui telepon.
"Saya menunggu telepon saya berdering dan kemudian pergi dengan laki-laki untuk berhubungan seks. Di lain waktu, teman perempuan saya menelepon saya ketika ada laki-laki yang berminat."
'Saya butuh uang untuk mengatasi kecanduan saya'
Ia melayani berbagai klien dari semua lapisan masyarakat.
"Awalnya saya berhubungan dengan teman-teman pria dari teman-teman perempuan saya, lama-lama saya mulai berhubungan seks dengan pria-pria yang tidak saya kenal. Situasi saya rentan, dan saya butuh uang untuk menangani kecanduan saya, seperti banyak perempuan muda lainnya di kota ini," kata Fardousa.
Karena sifatnya ilegal, tidak ada data resmi tentang pekerjaan seks di Mogadishu, tetapi kesaksian dari Fardousa dan perempuan lainnya memberikan gambaran sekilas mengenai bahaya yang dihadapi oleh banyak perempuan muda ini.
- Pekerja seks komersial 'resmi' terakhir di Tunisia
- Pekerja seks menjual akses kehidupan nyata mereka
- Kota Brussels menamai suatu jalan dengan nama seorang pekerja seks, apa sebabnya?
Hodan sudah menjadi pekerja seks selama dua setengah tahun. Seperti Fardousa, gadis berusia 23 tahun itu kabur dari rumah dan terjerumus ke dalam gaya hidup bawah tanah Mogadishu, bersama banyak perempuan muda lainnya yang bernasib serupa dan tidak memiliki dukungan finansial.
Ia berbicara dengan suara yang mantap dan tenang.
"Saya sering menghabiskan malam di hotel-hotel. Begitu pula banyak perempuan muda ini. Anda bertemu semua jenis laki-laki di sana, tetapi situasi bisa tiba-tiba berubah menjadi buruk ketika Anda pergi keluar dengan beberapa pria ini," kata Hodan.
Karena pekerjaan seks ilegal di Somalia, tidak sedikit dari perempuan muda ini yang terjerumus ke dalam situasi genting tanpa bantuan dari pihak berwenang.
BBC telah meminta komentar dari pejabat di kepolisian dan kementerian pembangunan perempuan dan hak asasi manusia tentang hal ini serta isu lain yang diangkat dalam artikel ini, namun belum mendapat tanggapan.
Beberapa pekerja seks, seperti Fardousa, kini menggunakan ponsel mereka untuk berhubungan dengan klien daripada mengambil risiko melakukan kontak di tempat berbahaya.
"Sering kali gadis-gadis itu pulang setelah dianiaya, dan ada bekasnya di tubuh mereka, sementara PSK muda lainnya dimanfaatkan oleh orang-orang yang mereka pikir bisa mereka percaya," kata Hodan.
Bagi Fardousa, hal seperti ini berujung pada kekerasan.
- Dijual ke Eropa untuk seks: Kisah pelarian seorang penyintas
- Ditawari jadi pekerja seks oleh orang asing di kereta, modus baru perdagangan manusia?
- 'Banyak konsumen yang melupakan saya' - Bagaimana para pekerja seks di seluruh dunia bertahan di tengah pandemi
"Awalnya, saya biasa pergi dengan laki-laki ke tempat-tempat yang mereka pilih untuk berhubungan seks tetapi pada suatu malam saya dipukuli sampai wajah saya memar dan berdarah. Semua itu gara-gara kami tidak sepakat soal harga," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.