Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang di Ukraina: Menteri Luar Negeri AS Sebut China Mungkin akan Beri Persenjataan untuk Rusia
Antony Blinken menyebut China kemungkinan akan mengirim persenjataan untuk Rusia untuk menghadapi Ukraina dalam perang.
TRIBUNNEWS.COM - China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan senjata serta amunisi kepada Rusia untuk perang di Ukraina, ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Dilansir BBC.com, Antony Blinken mengatakan kepada CBS News bahwa perusahaan China telah memberikan dukungan non-letal atau dukungan yang tidak menyebabkan kematian ke Rusia.
Namun informasi baru menunjukkan bahwa Beijing bisa jadi memberikan dukungan letal.
Eskalasi seperti itu berarti "konsekuensi serius" bagi China, Blinken memperingatkan.
China membantah laporan bahwa Rusia meminta peralatan militer.
Presiden China Xi Jinping adalah sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin dan belum mengutuk invasi Rusia.
Baca juga: Ultimatum China ke AS Soal Konflik Ukraina: Jangan Tambah Bahan Bakar ke Api
Tetapi Xi Jinping berusaha untuk tetap netral dalam konflik dan menyerukan perdamaian.
Kementerian luar negeri China mengatakan tidak akan menerima tudingan apapun dari AS atas hubungannya dengan Rusia.
Blinken berbicara kepada CBS setelah dia bertemu dengan diplomat top China, Wang Yi, pada hari Sabtu (18/2/2023) di Konferensi Keamanan Munich, Jerman.
Selama pertemuan itu, Blinken menyatakan kekhawatiran yang mendalam tentang kemungkinan China akan memberikan dukungan material yang mematikan ke Rusia.
"Sampai saat ini, kami telah melihat perusahaan China memberikan dukungan non-mematikan ke Rusia untuk digunakan di Ukraina."
"Kekhawatiran yang kami miliki sekarang didasarkan pada informasi yang kami miliki bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan," katanya.
Blinken tidak merinci informasi apa yang telah diterima AS tentang rencana potensial China.
Ketika didesak tentang apa yang AS yakini akan diberikan China kepada Rusia, dia mengatakan bantuan itu terutama berupa senjata dan juga amunisi.
AS telah memberikan sanksi kepada perusahaan China karena diduga memberikan citra satelit Ukraina kepada tentara bayaran Grup Wagner, yang memasok Rusia dengan ribuan tentara.

Baca juga: Antony Blinken dan Wang Yi Bertemu di Munich, AS Peringatkan agar China Tidak Membantu Rusia
Blinken mengatakan kepada CBS bahwa "tentu saja, di China, benar-benar tidak ada perbedaan antara perusahaan swasta dan negeri".
"Jika China memberi Rusia senjata, itu akan menyebabkan masalah serius bagi kami dan hubungan kami," tambahnya.
Hubungan antara Washington dan Beijing sudah memburuk setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China pada awal Februari.
Kedua belah pihak saling mengkritik, tetapi memutuskan untuk melupakannya.
Tetapi jika China mengirimkan senjata untuk membantu pasukan Rusia di Ukraina, maka hubungan AS-China akan semakin memburuk.
Peringatan Blinken tampaknya dibuat dengan jelas untuk mencegah China melakukan itu.
Blinken juga mengatakan AS khawatir China membantu Rusia menghindari sanksi Barat yang dirancang untuk melumpuhkan ekonomi Rusia.
Perdagangan China dengan Rusia telah berkembang, menjadi salah satu pasar terbesar untuk minyak, gas, dan batu bara Rusia.
Anggota NATO, termasuk AS, mengirimkan berbagai senjata, amunisi, dan peralatan ke Ukraina, termasuk tank.
Mereka telah berhenti mengirim jet tempur, dan Blinken tidak tertarik pada apakah AS akan membantu negara lain memasok jet.
"Kami sudah sangat jelas bahwa kami tidak boleh terpaku atau fokus pada sistem senjata tertentu," katanya.
Namun, dia mengatakan bahwa Barat harus memastikan Ukraina mendapatkan apa yang dibutuhkannya untuk potensi serangan balasan terhadap Rusia dalam beberapa bulan ke depan.
Rusia saat ini sedang mencoba untuk maju di wilayah timur Ukraina, di mana beberapa pertempuran paling sengit dalam perang telah terjadi.

Pernyataan Blinken itu disampaikan menjelang kunjungan yang dijadwalkan oleh Wang Yi ke Moskow, sebagai bagian dari tur kepala kebijakan luar negeri China ke Eropa.
Wang mengatakan di Munich pada hari Sabtu bahwa China tidak berdiri diam atau melemparkan bahan bakar ke api untuk perang Ukraina, Reuters melaporkan.
China akan menerbitkan dokumen yang memaparkan posisinya dalam menyelesaikan konflik, kata Wang.
Dokumen itu akan menyatakan bahwa integritas teritorial semua negara harus dihormati.
"Saya menyarankan agar semua orang mulai berpikir dengan tenang, terutama teman-teman di Eropa, tentang upaya apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan perang ini," kata Wang.
Dia menambahkan bahwa ada beberapa kekuatan yang tampaknya tidak ingin negosiasi berhasil, atau agar perang segera berakhir.
Tetapi ia tidak mengatakan siapa yang dia maksud.
Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan untuk menyampaikan "pidato damai" pada peringatan invasi Rusia ke Ukraina pada hari Jumat, 24 Februari, menurut menteri luar negeri Italia Antonio Tajani.
Tajani mengatakan kepada radio Italia bahwa pidato Xi Jinping akan berisi seruan perdamaian tanpa mengutuk Rusia, lapor Reuters.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.