Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron: Rusia Harus Dikalahkan, tapi Jangan Dihancurkan

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan menghancurkan Rusia tidak akan pernah menjadi tujuannya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Odd ANDERSEN / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat pernyataan dengan Presiden Polandia Andrzej Duda dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak ada dalam gambar) setelah pertemuan mereka selama Konferensi Keamanan Munich (MSC) di Munich, Jerman selatan, pada 17 Februari 2023. 

Ia bersikeras tidak ada "kepercayaan" di antara para pihak.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC awal pekan ini, Zelensky juga menolak gagasan menyerahkan wilayah untuk mencapai kesepakatan damai dengan Moskow.

Macron sebelumnya telah dikritik oleh beberapa sekutu NATO.

Juni lalu, Macron dikecam oleh Kuleba karena mengatakan sangat penting bahwa Rusia tidak "dipermalukan atas invasinya".

Kuleba pada saat itu menjawab bahwa Rusia - yang "mempermalukan dirinya sendiri" - perlu ditempatkan pada di mana seharusnya berada.

Prancis dan China memiliki 'tujuan yang sama' tentang perdamaian di Ukraina

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021.
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021. (ANGELOS TZORTZINIS / AFP)

Dilansir RFI, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan diplomat top China Wang Yi telah sepakat untuk berkontribusi terhadap perdamaian di Ukraina.

China masih menjadi sekutu Rusia, dan tidak mengutuk invasi negara itu ke Ukraina hampir setahun lalu.

Wang Yi, direktur Kantor Komisi Pusat untuk Urusan Luar Negeri, bertemu dengan Macron secara tertutup di Istana Elysée pada hari Rabu (15/2/2023) lalu.

Dia dan Macron membahas perang dan konsekuensinya pada negara-negara yang paling rentan, terutama dalam hal ketahanan pangan dan kapasitas pembiayaan, menurut kantor Macron.

Baik Macron dan Wang menyatakan tujuan yang sama untuk berkontribusi pada perdamaian sesuai dengan hukum internasional.

Wang juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, yang memintanya untuk meningkatkan tekanan pada Rusia agar memungkinkan untuk kembali menghormati prinsip-prinsip dasar Piagam PBB, kata kementerian luar negeri.

Macron menyatakan harapannya bahwa China dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menekan negara itu agar kembali ke meja perundingan.

Penolakan China untuk mengutuk invasi ke Ukraina dan tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia telah merusak hubungan dengan Barat dan memicu perpecahan yang muncul dengan sebagian besar Eropa.

Pada bulan Desember, Wang Yi membela apa yang disebutnya posisi negaranya yang tidak memihak dalam perang.

Ia mengisyaratkan bahwa China akan mempererat hubungan dengan Rusia pada tahun 2023.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved