Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Sebut 30 Ribu Tentara Bayaran Wagner Jadi Korban Perang Rusia Vs Ukraina

AS sebut 30.000 tentara bayaran Wagner menjadi korban perang Rusia VS Ukraina. AS memperkirakan 9.000 tentara tewas dalam pertempuran.

Editor: Nuryanti
Ihor Tkachov / AFP
Artileri Ukraina dari brigade ke-24 membawa peluru 122mm untuk howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika di posisi di sepanjang garis depan di sekitar Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - AS mengklaim, 30 ribu tentara Wagner menjadi korban perang Rusia VS Ukraina, dengan korban tewas mencapai ribuan. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengklaim tentara bayaran Wagner Rusia telah mengorbankan lebih dari 30.000 orang.

Dari jumlah itu, kurang lebih 9.000 pasukan tewas sejak awal invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami memperkirakan 90 persen pasukan Wagner yang terbunuh di Ukraina sejak Desember 2022 adalah narapidana," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, Jumat (17/2/2023).

Setengah dari total kematian tentara Wagner telah terjadi sejak pertengahan Desember 2022, saat pertempuran meningkat di kota Bakhmut, Ukraina.

Kirby mengatakan, Wagner Rusia telah memperoleh keuntungan tambahan di dalam dan sekitar Bakhmut selama beberapa hari terakhir.

Namun, kemajuan itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dicapai dan datang dengan biaya yang sangat besar, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Menjelang 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Peristiwa Sejak Februari 2022

“Mungkin saja mereka akan berhasil di Bakhmut tetapi itu tidak akan terbukti berharga bagi mereka karena tidak memiliki nilai strategis yang nyata,” kata John Kirby.

Ia menambahkan, pasukan Ukraina akan mempertahankan garis pertahanan yang kuat di seluruh wilayah Donbas.

Kirby mengatakan, Wagner Rusia sangat bergantung pada narapidana.

Meski demikian, Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan telah berhenti merekrut tahanan Rusia untuk berperang di Ukraina mulai akhir Januari 2023.

Laksamana Muda John Kirby mengatakan keaslian video NI tidak bisa dipastikan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, AS, John Kirby. (AP)

Baca juga: Zelensky Desak Sekutu Barat segera Kirim Senjata ke Ukraina demi Gagalkan Ambisi Rusia

Selain AS, Kementerian Pertahanan Inggris juga merilis perkiraan jumlah pasukan Rusia yang tewas.

Inggris memperkirakan pasukan Rusia kemungkinan telah menderita hingga sekitar 200.000 korban sejak dimulainya invasi ke Ukraina.

“Tingkat korban Rusia yang tinggi, terutama rasio kematian terhadap cedera yang tinggi, terus berdampak buruk pada efektivitas tempur militer Rusia,” kata Institute for the Study of War, yang berbasis di Washington, DC, Sabtu (18/2/2023).

Sementara itu, Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin mengklaim pemukiman Paraskoviivka di utara Bakhmut sepenuhnya dikendalikan oleh pasukannya pada Jumat (17/2/2023).

Foto yang diambil pada 22 Desember 2022 ini menunjukkan bangunan yang hancur di Bakhmut, Ukraina timur.
Foto yang diambil pada 22 Desember 2022 ini menunjukkan bangunan yang hancur di Bakhmut, Ukraina timur. (Sameer Al-DOUMY / AFP)

Baca juga: Hari ke-360 Konflik Rusia-Ukraina: Putin dan Zelensky Sepakat Lakukan Pertukaran 202 Tahanan Perang

Pertempuran di Bakhmut

Bakhmut menjadi bagian dari wilayah pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina.

Pasukan Ukraina mengatakan, Wagner Rusia telah dikirim ke dalam serangan dalam jumlah besar di atas tanah terbuka.

Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan, Rusia gagal mengevakuasi tentara yang terluka dan tewas, sehingga jasad mereka hanya ditumpuk.

Menguasai Bakhmut dapat memungkinkan Rusia untuk maju ke kota-kota besar lebih jauh ke barat, seperti Kramatorsk dan Slovyansk.

Namun, John Kirby mempertanyakan pentingnya militer kota itu.

"Ada kemungkinan mereka (Rusia) akhirnya berhasil di Bakhmut, tapi itu tidak akan terbukti berharga bagi mereka karena tidak memiliki nilai strategis yang nyata," kata Kirby, dikutip dari BBC Internasional.

Grup Wagner jauh lebih kecil sebelum perang, dengan hanya 5.000 pejuang, yang sebagian besar adalah mantan tentara berpengalaman.

Wagner diyakini telah memulai operasi pada tahun 2014 di Semenanjung Krimea yang dianeksasi dan sejak itu beroperasi di tempat lain di Ukraina, Suriah, dan seluruh Afrika.

Grup tentara bayaran ini telah dituduh melakukan kebrutalan dan kejahatan perang.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved