Sabtu, 4 Oktober 2025

Profil Rasmus Paludan, Politikus Swedia-Denmark yang Bakar Salinan Al-Qur'an, Ekstrimis Sayap Kanan

Simak profil Rasmus Paludan, politikus Swedia-Denmark yang membakar salinan Al-Qur'an dalam aksi protes di Stockholm, Sabtu (21/1/2023).

Kolase Tribunnews.com/AFP
Simak profil Rasmus Paludan, politikus Swedia-Denmark yang membakar salinan Al-Qur'an dalam aksi protes di Stockholm, Sabtu (21/1/2023). Ia dikenal sebagai ekstrimis sayap kanan yang menentang kehadiran Islam di Denmark. 

Ia mendapat kewarganegaraan tersebut pada Oktober 2020, karena sang ayah berkewarganegaraan Swedia.

Rasmus Paludan dikenal sebagai sosok yang sangat menentang imigrasi non-Barat dan kehadiran Islam di Denmark.

Ia terkenal kerap menggelar aksi di kawasan dengan banyak imigran Muslim.

Aksi Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an pada Sabtu kemarin, bukanlah kali pertama.

Baca juga: Pemerintah Malaysia Kutuk Tindakan Pembakaran Alquran di Swedia

Ia beberapa kali menggelar aksi yang diselipi tindakan membakar Al-Qur'an.

Di tahun 2019, ia membungkus Al-Qur'an menggunakan daging babi dan membakarnya.

Aksi Rasmus Paludan itu berujung akunnya diblokir oleh Facebook selama sebulan, setelah mengunggah postingan terkait kebijakan imigrasi dan kriminalitas.

Satu tahun setelahnya, tepatnya November 2020, ia ditangkap di Prancis dan dideportasi.

Tak lama setelah itu, lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia karena membakar Al-Qur'an di Brussels.

Di tahun yang sama, Rasmus Paludan dilarang masuk ke Swedia buntut aksi membakar Al-Qur'an di Malmo.

Kemudian, pada 2022 lalu, ia kembali membakar Al-Qur'an di sebuah alun-alun di Kota Linkoping, meski diprotes sebagian besar orang yang lewat.

Tuai Protes dari Berbagai Negara

Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan digambarkan sedang memegang edisi Al-Qur'an (Alquran), teks agama utama Islam, saat melakukan protes di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023. Turki pada 21 Januari membatalkan kunjungan menteri pertahanan Swedia atas demonstrasi yang direncanakan oleh ekstremis sayap kanan di Stockholm, yang memicu krisis baru atas pembicaraan NATO antara kedua negara. Turki marah dengan izin yang diperoleh Rasmus Paludan, seorang politisi Swedia-Denmark yang tindakan anti-Islamnya memicu kerusuhan di seluruh Swedia tahun lalu, untuk melakukan protes di depan kedutaannya di ibukota Swedia. Sehari setelah memanggil duta besar Swedia terkait masalah tersebut, Ankara mengatakan pihaknya membatalkan kunjungan ke Swedia.
Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan digambarkan sedang memegang edisi Al-Qur'an (Alquran), teks agama utama Islam, saat melakukan protes di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023. Turki pada 21 Januari membatalkan kunjungan menteri pertahanan Swedia atas demonstrasi yang direncanakan oleh ekstremis sayap kanan di Stockholm, yang memicu krisis baru atas pembicaraan NATO antara kedua negara. Turki marah dengan izin yang diperoleh Rasmus Paludan, seorang politisi Swedia-Denmark yang tindakan anti-Islamnya memicu kerusuhan di seluruh Swedia tahun lalu, untuk melakukan protes di depan kedutaannya di ibukota Swedia. Sehari setelah memanggil duta besar Swedia terkait masalah tersebut, Ankara mengatakan pihaknya membatalkan kunjungan ke Swedia. (Fredrik SANDBERG / Kantor Berita TT / AFP)

Aksi Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an menuai protes dari berbagai negara.

Beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait, mengecam aksinya.

"Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme," ujar Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved