Jumat, 3 Oktober 2025

Cerita tentang 'karaage', tidak hanya makanan yang lezat, tapi juga sebuah identitas

Nakatsu di prefektur Oita, Jepang, disebut sebagai ibu kota 'karaage', yang menyimpan sejarah budaya kuliner selama ratusan tahun.

Namun baru setelah Perang Dunia II, ayam goreng, dan khususnya karaage, menjadi batu ujian seperti sekarang ini.

Setelah perang, Jepang hancur. Kekurangan pangan merajalela, dan kekurangan beras membuat pola makan orang Jepang berubah drastis. 

Amerika Serikat mengambil peran dalam impor makanan dan membawa gandum, yang menghasilkan lebih banyak hidangan berbasis mi (seperti ramen).

Negara itu juga membawa serta ayam broiler, yaitu ayam yang dipelihara untuk diambil dagingnya dan lebih mudah serta lebih cepat dipelihara daripada sapi atau babi. 

Pulau Kyushu telah dikenal sebagai pusat unggas (saat ini lebih dari separuh ayam broiler berasal dari Kyushu) dan metode baru dalam memasak daging berkembang dengan cepat dan membantu memulihkan negara yang kelaparan.

Karaage sendiri dapat ditelusuri akarnya ke sebuah restoran China bernama Rairaiken di kota tetangga Nakatsu, kota Usa. Di sinilah pada akhir 1950-an dimulainya perkembangan penyajian ayam goreng sebagai bagian dari set menu

Dari restoran itu, teknik itu kemudian dipakai di seberang jalan, di sebuah izakaya (kedai minum) kecil bernama Shosuke. Mereka mempelajari metode penggorengan dari Rairaiken.

Pemilik Shosuke awalnya membeli ayam dari petani lokal dan menjualnya ke tukang daging, sementara istrinya menyajikan karaage dan sake kepada pelanggan,

Namun, mereka punya masalah. Umumnya, pelanggan karaage-nya adalah petani padi yang hanya bisa membayar makanan dan minumannya ketika panen beras tiba. Jadi, mereka terus-menerus mencari uang dan hampir tidak bisa mempertahankan bisnisnya.

Di saat yang sama, peternakan yang lebih besar mulai melakukan industrialisasi ayam broiler dan bisnis penjual ayamnya menjadi kurang menguntungkan.

"Shosuke keluar dari konsep izakaya dan memulai restoran pertama yang hanya menyajikan karaage dan tidak bisa makan di tempat (take-out restaurant).

Dia juga mengalihkan targetnya pasarnya ke ibu rumah tangga yang membayar tunai, bukan suami yang terlambat membayar dan minum [terlalu banyak] sake," kata Presiden Usa Karaage AS, Yuko Yoshitake.

Poin utama yang hanya menyajikan karaage ini menjadi begitu populer karena penduduk Usa menyambut dengan baik sumber protein yang murah, cepat, dan lezat ini.

Saat ini, Usa memiliki lebih dari 40 kedai karaage dan merupakan salah satu pusat kenikmatan gorengan yang renyah sempurna ini.

 

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved