Punah di India setengah abad lalu, mengapa sekelompok citah kini justru didatangkan lagi dari Afrika?
Proyek ini dianggap penting secara global sebagai langkah mencegah kepunahan citah.
Citah ini diberi makan sekali - biasanya berupa daging seberat 15 kilogram - setiap tiga hari sekali.
Di Afrika Selatan, misalnya, citah diberi makan babi hutan, meskipun mereka lebih suka dengan antelop berukuran sedang.
Memberi makan seekor citah sebelum perjalanan panjang bisa berisiko dan bisa membuat hewan ini jatuh sakit, atau tersedak muntah sendiri.
Citah yang dikirim ke India tidak akan diberi makan selama dua hari sebelum perjalanan, kata Merwe.
Apa yang akan dilakukan pada citah-citah ini setelah tiba?
Pertama-tama, mereka akan dikarantina setidaknya selama satu bulan di sebuah kawasan kecil yang dipagari - sekitar 700 kilometer persegi di taman nasional Kuno.
Ini bukan untuk penangkaran, tapi sebagai tambatan mereka.
"Semua citah ini memiliki naluri untuk pulang, dan mereka cenderung mencari jalan pulang ke tempat asalnya. Kami mengacaukan insting tersebut dengan menempatkan mereka di fasilitas penampungan selama satu atau dua bulan," kata Merwe.
Setelah itu, citah-citah ini akan dilepaskan di taman nasional seluas 115.000 hektare.
Apa tantangan yang mungkin dihadapi citah ini?
Macan tutul, salah satunya.
Mereka bisa mengganggu populasi citah dengan membunuh bayi-bayinya, terutama di taman nasional Kuno.
Citah merupakan hewan yang peka, dimaksudkan untuk kecepatan. Mereka cenderung menghindari konflik, dan menjadi sasaran predator pesaing lainnya.
Citah yang akan didatangkan ke India ini berasal dari satu ekosistem dengan singa, macan tutul, hyena, dan anjing liar di Afrika Selatan.
Di taman nasional Kuno, mereka akan bertemu pertama kalinya dengan beruang sloth, hyena blang, dan serigala.
Mangsa utama mereka di India di antaranya rusa besar, termasuk gazel (sejenis antelop berukuran kecil) India dan antelop bertanduk.