Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa Afghanistan: Gempa susulan tewaskan warga, korban selamat kehabisan makanan dan khawatir terpapar wabah kolera

Seorang pejabat Taliban mengatakan gempa susulan di Afghanistan menewaskan setidaknya lima orang, 11 lainnya luka-luka. Di luar itu, saat ini

"Hanya saya yang tersisa dari mereka," ungkapnya kepada BBC, duduk lunglai di dalam tenda.

"Tapi rumah dan semua yang ada di sini telah hancur dan saya tidak akan pernah bisa membangunnya kembali."

Berbagai lembaga bantuan Afghanistan dan internasional tengah menghitung kerusakan dan mengirimkan pasokan ke lokasi bencana, tetapi ini adalah kerusakan luar biasa, yang muncul di atas situasi kemanusiaan yang menyedihkan di negara itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang juga membantu para korban, telah memperingatkan risiko kemungkinan adanya wabah kolera.

Di desa asal Habib Gul, orang-orang berkumpul untuk memanjatkan doa bagi korban yang meninggal.

Di lokasi itu, sekitar 50 orang meninggal dari populasi sekitar 250 orang.

Perhatian sekarang akan beralih kepada para penyintas, dan seberapa cepat bantuan dapat menjangkau mereka.

Taliban butuh dukungan internasional

Sebelumnya, Taliban telah meminta dukungan internasional karena negara itu luluh lantak setelah diguncang gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo.

Lebih dari 1.000 orang tewas dan sedikitnya 1.500 mengalami luka, kata pejabat setempat.

Provinsi Paktika yang berada di tenggara Afghanistan merupakan wilayah yang paling terdampak. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sedang berjuang untuk menyediakan tenda darurat dan bantuan makanan.

Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh hujan deras dan hujan batu es.

Gempa paling mematikan dalam dua dekade terakhir, merupakan tantangan terbesar bagi Taliban, kelompok Islam yang kembali memperoleh kekuasaan akhir tahun lalu menggantikan pemerintah yang didukung oleh Barat.

Pusat gempa berada sekitar 44 kilometer dari kota Khost dan getarannya terasa sampai ke Pakistan dan India. Dari kesaksian warga, getaran juga terasa di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan ibu kota Pakistan, Islamabad.

"Sayangnya, pemerintahan sedang dikenakan sanksi, sehingga tidak mampu secara finansial untuk membantu rakyat, sejauh yang dibutuhkan," kata Abdul Qahar Balkhi, seorang pejabat senior Taliban.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved