Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa Afghanistan: Gempa susulan tewaskan warga, korban selamat kehabisan makanan dan khawatir terpapar wabah kolera

Seorang pejabat Taliban mengatakan gempa susulan di Afghanistan menewaskan setidaknya lima orang, 11 lainnya luka-luka. Di luar itu, saat ini

Lokasinya yang terpencil membuatnya semakin sulit untuk mengangkut korban yang terluka. Sehingga sebagian korban itu harus diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter militer milik Taliban.

Nyaris setiap rumah di desa itu, yang umumnya dibangun dari lumpur dan batu, mengalami rusak parah. Hampir setiap keluarga di sana berduka karena kehilangan kerabatnya.

'Begitu banyak kerabat saya mati syahid'

Habib Gul berada di seberang perbatasan di kota Karachi, Pakistan, bekerja sebagai buruh, ketika dia mendengar berita itu.

Dia bergegas kembali ke desanya di Barmal untuk menemukan 20 orang kerabatnya yang meninggal. Sebanyak 18 orang di antaranya berada dalam satu rumah.

"Nama siapa yang bisa saya berikan kepada Anda? Begitu banyak kerabat saya yang mati syahid, tiga saudara perempuan, keponakan saya, putri saya, anak-anak kecil."

Setiap penduduk desa yang kami temui ingin menunjukkan kepada kami kehancuran rumah mereka.

Sebagian di antara mereka ingin agar dunia melihat kerusakan parah desanya, tetapi juga, karena alasan lebih praktis, mereka berharap nama mereka dapat ditambahkan dalam daftar distribusi bantuan.

"Jika dunia memandang kami seperti saudara dan menolong kami, kami akan tinggal di sini di tanah kami," kata Habib Gul kepada BBC.

"Jika tidak, kita akan meninggalkan tempat ini di mana kita telah menghabiskan waktu begitu lama dengan air mata di mata kami."

Di atas, helikopter militer berputar-putar. Mereka tidak lagi mengangkut korban yang terluka, tetapi mengirimkan bantuan makanan atau kebutuhan lainnya.

Para pejabat Taliban memberi tahu kami bahwa operasi penyelamatan telah selesai dan saat ini sudah diakhiri.

Kebutuhan paling mendesak adalah penampungan darurat bagi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal.

Agha Jan dan salah satu putranya yang masih hidup tengah meletakkan selembar terpal berukuran besar di antara tongkat kayu pada sebidang tanah kosong.

Keluarga-keluarga lain berada di tenda-tenda, di antara reruntuhan sisa-sisa rumah yang mereka bangun dengan susah payah.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved