Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ancam Kerahkan Senjata Nuklir dan Rudal Hipersonik jika Swedia-Finlandia Gabung NATO
Rusia memperingatkan NATO bahwa Kremlin akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di eksklave Eropa, jika Finlandia dan Swedia bergabung.
NATO tidak segera menanggapi peringatan Rusia.
Namun kemungkinan aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, akan menjadi salah satu konsekuensi strategis terbesar dari perang di Ukraina.
Finlandia memperoleh kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1917 dan berperang dua kali melawannya selama Perang Dunia Kedua berujung hilangnya beberapa wilayah.
Pada Kamis, Finlandia mengumumkan latihan militer di Finlandia barat bersama dengan Inggris, Amerika Serikat, Latvia dan Estonia.
Di sisi lain, Swedia tidak berperang selama 200 tahun.
Kebijakan luar negeri difokuskan untuk mendukung demokrasi dan perlucutan senjata nuklir.
Rudal Ditempatkan di Kaliningrad
Kaliningrad, sebelumnya pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur, terletak kurang dari 1.400 km dari London dan Paris dan 500 km dari Berlin.
Kaliningrad merupakan ibu kota Oblast Kaliningradskaya, sebuah daerah administratif Federasi Rusia yang terletak di antara negara Lithuania dan Polandia.
Rusia pada 2018 mengatakan telah mengerahkan rudal Iskander ke Kaliningrad, yang ditangkap oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet pada konferensi Potsdam.

Baca juga: China Tolak Seruan AS yang Minta Beijing Bujuk Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
Baca juga: Amerika Akhirnya Kirim Senjata-senjata Canggih ke Ukraina: Ada Howitzer hingga Helikopter
Iskander, yang dikenal sebagai SS-26 Stone oleh NATO, adalah sistem rudal balistik taktis jarak pendek yang dapat membawa hulu ledak nuklir.
Jangkauan resminya adalah 500 km, tetapi beberapa sumber militer Barat menduga itu mungkin jauh lebih besar.
"Tidak ada orang waras yang menginginkan harga yang lebih tinggi dan pajak yang lebih tinggi, ketegangan yang meningkat di sepanjang perbatasan, Iskander, hipersonik, dan kapal dengan senjata nuklir yang secara harfiah berada dalam jarak yang cukup jauh dari rumah mereka sendiri," kata Medvedev.
"Mari berharap bahwa akal sehat tetangga utara kita akan menang," imbuhnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)