Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Ancam Kerahkan Senjata Nuklir dan Rudal Hipersonik jika Swedia-Finlandia Gabung NATO

Rusia memperingatkan NATO bahwa Kremlin akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di eksklave Eropa, jika Finlandia dan Swedia bergabung.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
AFP/-
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperingatkan NATO bahwa Kremlin akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di eksklave Eropa, jika Finlandia dan Swedia bergabung dalam aliansi.

Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia, serta Swedia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam konferensi pers pada Rabu (13/4/2022), Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan keputusan bergabung tidaknya akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan pada Kamis (14/4/2022), jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, angkatan laut, dan udaranya di Laut Baltik.

Suasana salah satu sudut kota di Finlandia
Suasana salah satu sudut kota di Finlandia (Telegraph via tribunnewsbogor.com)

Baca juga: Pertukaran Tahanan dengan Rusia, 30 Warga Ukraina Dibebaskan Termasuk 8 Warga Sipil

Baca juga: Rusia Ancam Serangan Nuklir jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO

Dilansir Reuters, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin ini juga secara eksplisit mengungkapkan ancaman pengerahan senjata nuklir. 

Ia mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik yang "bebas nuklir", di mana Rusia memiliki eksklave Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania.

"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, yang menjabat Presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012.

Medvedev berharap Finlandia dan Swedia berfikir masuk akal soal ancaman jika mereka bergabung dengan NATO.

Sebab jika tidak, kata Medvedev, kedua negara ini harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik yang bersiaga di perbatasannya.

Sementara itu, Washington juga memberi tanggapan mengenai hal ini.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, tidak ada perubahan dalam posisi Washington dan mengulangi bahwa "NATO dalam pintu terbuka".

"Tanpa berbicara dengan negara mana pun secara khusus, kami tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan melakukan apa pun selain mempromosikan stabilitas di benua Eropa," kata juru bicara Ned Price dalam sebuah konferensi pers.

Rusia memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Bersama dengan China dan Amerika Serikat, ketiga negara ini memimpin dalam hal teknologi rudal hipersonik secara global.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.
Mantan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. (Daily Star/Getty)

Lithuania mengatakan ancaman Rusia bukanlah hal baru, sebab Moskow telah mengerahkan senjata nuklir ke Kaliningrad jauh sebelum perang di Ukraina.

NATO tidak segera menanggapi peringatan Rusia.

Namun kemungkinan aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, akan menjadi salah satu konsekuensi strategis terbesar dari perang di Ukraina.

Finlandia memperoleh kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1917 dan berperang dua kali melawannya selama Perang Dunia Kedua berujung hilangnya beberapa wilayah.

Pada Kamis, Finlandia mengumumkan latihan militer di Finlandia barat bersama dengan Inggris, Amerika Serikat, Latvia dan Estonia.

Di sisi lain, Swedia tidak berperang selama 200 tahun.

Kebijakan luar negeri difokuskan untuk mendukung demokrasi dan perlucutan senjata nuklir.

Rudal Ditempatkan di Kaliningrad

Kaliningrad, sebelumnya pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur, terletak kurang dari 1.400 km dari London dan Paris dan 500 km dari Berlin.

Kaliningrad merupakan ibu kota Oblast Kaliningradskaya, sebuah daerah administratif Federasi Rusia yang terletak di antara negara Lithuania dan Polandia.

Rusia pada 2018 mengatakan telah mengerahkan rudal Iskander ke Kaliningrad, yang ditangkap oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet pada konferensi Potsdam.

Rudal Iskander 9K720 ISKANDER-M Rusia
Rudal Iskander 9K720 ISKANDER-M Rusia (YouTube)

Baca juga: China Tolak Seruan AS yang Minta Beijing Bujuk Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina

Baca juga: Amerika Akhirnya Kirim Senjata-senjata Canggih ke Ukraina: Ada Howitzer hingga Helikopter

Iskander, yang dikenal sebagai SS-26 Stone oleh NATO, adalah sistem rudal balistik taktis jarak pendek yang dapat membawa hulu ledak nuklir.

Jangkauan resminya adalah 500 km, tetapi beberapa sumber militer Barat menduga itu mungkin jauh lebih besar.

"Tidak ada orang waras yang menginginkan harga yang lebih tinggi dan pajak yang lebih tinggi, ketegangan yang meningkat di sepanjang perbatasan, Iskander, hipersonik, dan kapal dengan senjata nuklir yang secara harfiah berada dalam jarak yang cukup jauh dari rumah mereka sendiri," kata Medvedev.

"Mari berharap bahwa akal sehat tetangga utara kita akan menang," imbuhnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved