Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sulit Akses Aset, Rusia Minta Bantuan China untuk Simpan Emas Sebesar 300 Miliar Dolar AS

Sanksi ekonomi telah dirasakan oleh Rusia. Salah satunya kesulitan dalam mengakses dana cadangan emas sebesar 300 miliar dolar AS di China.

id.china-embassy.org
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping - Sanksi ekonomi telah dirasakan oleh Rusia. Salah satunya kesulitan dalam mengakses dana cadangan emas sebesar 300 miliar dolar AS di China. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah berkomunikasi dengan China untuk memberikan bantuan berupa menahan aset berupa emas yang dimilikinya.

Sebagai informasi, sanksi oleh negara-negara Barat tidak hanya diberikan kepada Rusia, tetapi juga terhadap Negeri Tirai Bambu tersebut.

Dikutip dari Aljazeera, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan China agar tidak terlibat dalam hal apapun terkait dampak dari invasi Rusia ke Ukraina khususnya sanksi ekonomi.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan, sanksi yang diberikan telah menghambat akses pihaknya terhadap aset berupa emas sebesar 300 miliar dolar AS dari total sebanyak 640 miliar dolar AS.

Siluanov menyatakan, aset tersebut merupakan dana cadangan yang disimpan pemerintah Rusia di luar negeri.

Baca juga: Profil Brent Renaud Jurnalis AS yang Tewas Ditembak Pasukan Rusia, Raih Banyak Penghargaan Bergengsi

Baca juga: Rusia Mulai Bidik Pasar India untuk Perluas Penjualan Minyak dan Gas

Ditambah, kata Siluanov, masih ada tekanan dari negara-negara Barat kepada Rusia untuk menutup akses aset dari Rusia.

"Kita memiliki andil dalam mata uang China yaitu yuan di mana di dalamnya terdapat emas serta dana cadangan dari luar negeri."

"Selain itu, kita akan melihat tekanan seperti apa yang akan diberikan oleh negara Barat terhadap China terkait kerjasama yang telah kita sepakati," ujar Siluanov.

"Tentu saja juga terdapat desakan untuk membatasi akses dana tersebut," imbuhnya.

Siluanov juga menganggap kerjasamanya dengan China menjadi dasar untuk kedua negara dapat berhubungan dan dirinya menginginkan hubungan tersebut semakin meningkat ketika sanksi dari negara Barat semakin masif dilakukan.

"Namun, saya menganggap bahwa hubungan Rusia dengan China masih memperbolehkan kita untuk menjaga kerjasama yang telah disetujui."

"Selain itu tidak hanya dalam hal menjaga hubungan tetapi juga meningkatkan manfaat dari kerjasama tersebut ketika pasar di Barat telah ditutup," tuturnya.

Sebagai informasi, negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada perusahan serta sistem finansial Rusia sejak invasi yang dilakukannya terhadap Rusia sejak pertama kali dilakukan yakni 24 Februari 2022.

Baca juga: Jika Zona Larangan Terbang Tidak Diperkenalkan di Ukraina Rudal Rusia akan Hantam Negara-negara NATO

Hanya saja, dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun televisi di Rusia, Siluanov telah menyatakan pihak Rusia membutuhkan bantuan dari China terhadap keuangan negaranya.

Namun, penasihat Badan Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan telah mengingatkan China agar tidak terlibat apapun atas apa yang dilakukan oleh Rusia.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved