Konflik Rusia Vs Ukraina
PBB Mengklaim Punya Bukti Rusia Pakai Senjata Terlarang untuk Serang Pemukiman Ukraina
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya telah menerima 'laporan yang dapat dipercaya' terkait penggunaan senjata terlarang oleh pasukan Rusia
Ini merupakan respons atas pernyataan agresif pemimpin NATO dan sanksi ekonomi dari Barat.
Putin tidak secara langsung mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

Tetapi, ketika mengumumkan operasi militer di Ukraina bulan lalu, dia sempat merujuk pada persenjataan nuklir Rusia yang kuat.
"Siapa pun yang mencoba menghalangi kami, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera. Dan itu akan membawa Anda ke konsekuensi yang tidak pernah terjadi dalam sejarahmu," ujar Putin saat itu.
Korsunsky mengatakan, Ukraina saat ini mengandalkan sekutunya untuk membantu menghindari segala jenis eskalasi.
"Kami mencoba bekerja dengan mitra kami, kekuatan nuklir utama yang tahu bagaimana memantau situasi senjata nuklir, dan yang dapat membantu kami untuk tidak membiarkan ini terjadi," katanya.
Moskow menyebut invasinya ke Ukraina sebagai 'operasi militer khusus'.
Rusia ingin melakukan 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' terhadap negara tetangganya yang pro-Barat, serta mencegah Kyiv bergabung dengan NATO.
Menlu Rusia Sebut Barat Gaungkan Perang Nuklir
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, tidak yakin bahwa konflik Ukraina akan berubah menjadi perang nuklir.
"Saya tidak ingin mempercayainya, dan saya tidak mempercayainya," ujar Lavrov kepada pers saat melakukan kunjungan ke Turki, Kamis (10/3/2022).
Menlu yang menjabat sejak 2004 ini justru menyebut wacana perang nuklir ini digaungkan Barat.

Baca juga: Ukraina Klaim Dibantu Sukarelawan Perang Barat, Rusia Izinkan Sukarelawan Perang dari Timur Tengah
Baca juga: Sniper Mematikan Kanada Bergabung dengan Militer Ukraina, Mampu Habisi Target dari Jarak 2 Mil
"Tentu saja itu membuat kita khawatir ketika Barat, seperti Freud, terus kembali dan kembali ke topik ini," kata Lavrov setelah pembicaraan di Antalya dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba.
Rusia dan Amerika Serikat memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar setelah Perang Dingin yang membagi dunia selama sebagian besar abad ke-20.
Perang Dingin secara tidak langsung mengadu dua kekuatan besar dunia, yakni Barat dan Uni Soviet serta sekutunya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)