Konflik Rusia Vs Ukraina
UPDATE Invasi Rusia: 6.000 Tentara Putin Diduga Tewas, Rumah Sakit Dibom, hingga Inggris Kirim Rudal
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke 15 pada Kamis (10/3/2022) hari ini.
"Kita semua harus waspada terhadap kemungkinan Rusia menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina," ujar Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki.
Psaki mencatat bahwa Rusia memiliki rekam jejak yang panjang dan terdokumentasi dalam menggunakan senjata kimia.
4. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa 6.000 tentara Rusia diperkirakan tewas di Ukraina sejak invasi diluncurkan.
Pejabat itu mengatakan, jumlah tentara Rusia yang tewas bisa berkisar antara 5.000 hingga 6.000 atau bahkan lebih tinggi, tetapi menekankan ada kepercayaan yang rendah dalam jumlah tersebut.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Pertahanan Letnan Jenderal Scott Berrier mengatakan kepada Komite Intelijen DPR pada Selasa bahwa komunitas intelijen menilai ada 2.000 hingga 4.000 tentara Rusia yang tewas di Ukraina.
Berrier juga mengatakan ada "kepercayaan rendah" dalam penilaian tersebut.
Bahkan, kata dia, jumlah korban luka bisa tiga kali lipat.
Perkiraan jumlah korban pertempuran yang akurat sangat sulit, terutama karena perang berlangsung secara real time.
5. Wakil Presiden AS, Kamala Harris tiba di Polandia.
Kedatangan Harris terjadi di tengah masalah pengiriman jet tempur ke Ukraina oleh Polandia yang tidak disetujui AS.
Masalah ini diperkirakan akan dibahas ketika Harris memulai pertemuan dengan para pemimpin Polandia pada Kamis pagi.
6. Inggris berencana mengirim rudal anti-udara ke Ukraina untuk membantu Kyiv melawan serangan udara Rusia.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengumumkan hal ini sembari menyebut serangan udara Rusia mematikan dan tidak pandang bulu.
Secara terpisah, dalam panggilan telepon dengan Zelensky, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji untuk memperketat sanksi dan membebankan biaya ekonomi maksimum pada Rusia.
7. Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi bahwa wajib militer telah terlibat dalam invasi dan beberapa ditawan oleh pasukan Ukraina.
Itu terjadi sehari setelah Presiden Vladimir Putin bersikeras wajib militer bukan bagian dari serangan itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)