Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Ukraina Tak Terima saat Tahu Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian karena Dehidrasi
Presiden Ukraina tak terima mengetahui ada gadis 6 tahun meninggal sendirian karena dehidrasi, usai pasukan Rusia meruntuhkan rumahnya.
PBB menyoroti jumlah pengungsi ini sebagai krisis kemanusiaan yang paling besar sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk meninggalkan negaranya yang dilanda perang.
"Saya tinggal di Kyiv," kata Zelenskyy dalam pidato video Senin (7/3/2022) malam.
"Tidak bersembunyi dan aku tidak takut pada siapa pun. Selama itu yang dibutuhkan untuk memenangkan perang ini!"
Rusia dan Ukraina sepakat untuk mengevakuasi warga sipil Selasa (8/3/2022) dari kota Sumy, di timur laut.
Pejabat Ukraina mengatakan proses itu telah dimulai, setelah serangan udara Rusia yang mematikan pada Senin (7/3/2022) malam.
Saat ini evakuasi dari Sumy dan Irpin sedang berlangsung, setelah Rusia mengumumkan gencatan senjata lagi, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Bagaimana Anak Muda Rusia Ubah Pandangan Orang Tua Mereka yang Bela Perang di Ukraina
Baca juga: Rusia: Harga Minyak Mentah Bisa Tembus 300 Dolar AS, Embargo Minyak oleh Barat Bisa Jadi Bencana
Pejabat Ukraina mengatakan warga sipil sedang dievakuasi dari daerah terkepung Irpin, dekat ibukota, Kyiv, dan timur laut Sumy.
Rusia telah mengumumkan gencatan senjata lagi dan mengatakan serangkaian koridor kemanusiaan telah dibuka.
Moskow mengatakan pengungsi akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang lebih aman di Ukraina, setelah Kyiv menolak rencana sebelumnya untuk menyalurkan warga sipil ke Rusia dan Belarus.
Kepala pengungsi PBB mengatakan jumlah orang yang melarikan diri dari serangan Rusia telah mencapai dua juta.
Konvoi 20-30 mobil pribadi berangkat dalam gelombang, kata Gubernur Sumy Oblast, Dmytro Zhyvytsky, dalam komentar yang disiarkan televisi.
Dia menambahkan, sekitar seribu mahasiswa asing termasuk di antara mereka yang juga telah meninggalkan kota.
Dikutip dari Al Jazeera, para pengungsi menuju ke negara tetangga Polandia, sementara Hongaria dan Slovakia telah menyambut masing-masing lebih dari 190 ribu dan 140 ribu pengungsi.
Mereka yang ingin pergi dari sisi Eropa negara itu melintasi perbatasan darat ke Finlandia atau negara-negara Baltik (Latvia, Estonia dan Lithuania).