Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Ukraina Tak Terima saat Tahu Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian karena Dehidrasi

Presiden Ukraina tak terima mengetahui ada gadis 6 tahun meninggal sendirian karena dehidrasi, usai pasukan Rusia meruntuhkan rumahnya.

Facebook Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video dirinya berpidato di kantornya di Kiev pada Senin (7/3/2022) malam. Diketahui, itu merupakan pertama kalinya Zelensky terlihat di sana sejak serangan Rusia dimulai pada 24 Februari. 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada Selasa (8/3/2022), seorang gadis enam tahun meninggal sendirian karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di Mariupol sebelah tenggara.

Serangan tentara Rusia telah menghancurkan gedung dan membunuh ibu gadis 6 tahun itu.

Kematian anak tersebut tidak bisa segera dikonfirmasi secara independen oleh Reuters.

Pejabat Rusia juga tak tersedia untuk memberikan komentar pada hari libur umum.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dirinya tak bisa menerima saat tahu seorang anak mati dengan cara seperti itu di abad ke-21.

"Pada 2022, karena dehidrasi," katanya dalam sebuah video pidato, menyamakan krisis kemanusiaan di beberapa kota Ukraina dengan kekejaman Nazi selama Perang Dunia kedua.

Rekaman menunjukkan asap yang diduga membubung di kaki langit setelah ledakan terdengar di dekat Mariupol, Ukraina timur
Rekaman menunjukkan asap yang diduga membubung di kaki langit setelah ledakan terdengar di dekat Mariupol, Ukraina timur (via Daily Mail)

Baca juga: Hari ke-13 Invasi Rusia ke Ukraina: Pasukan Putin Luncurkan Ratusan Rudal di Cherhihiv

Baca juga: Rusia Ancam akan Tutup Pipa Gas Utama ke Jerman: Larangan Minyak Rusia Bisa Sebabkan Bencana Besar

Sementara itu, Wali Kota Vadym Boichenko mengungkapkan perasaan dukanya usai kematian si gadis malang, lewat sebuah unggahan.

Ia menyebut apa yang terjadi pada gadis enam tahun ini hanyalah segelintir cerita sedih dari sekian banyak yang terjadi di Mariupol.

"Kami tidak dapat mengatakan berapa lama warga Mariupol telah berjuang untuk hidupnya."

"Kami tidak dapat membayangkan berapa banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh seorang anak yang tak bersalah," ujar Boichenko dalam sebuah unggahan online, yang hanya menyebutkan nama depan gadis malang tersebut: Tanya.

"Pada menit-menit terakhir hidupnya, ia sendirian, kelelahan, ketakutan, sangat haus. Ini hanya satu dari banyak cerita di Mariupol, yang telah diblokade selama delapan hari."

Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Moskow membantah menargetkan warga sipil.

Pemboman Rusia selama seminggu terakhir telah memutus pasokan air, pemanas, dan listrik di kota pelabuhan Mariupol, dengan penduduk sekitar 400 ribu orang.

Tak hanya itu, invasi Rusia juga mencegah layanan darurat mencapai banyak tempat yang diserang, kata dewan kota.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved