Konflik Rusia Vs Ukraina
Buntut Komentar Miringnya soal Invasi Rusia ke Ukraina, Menteri Pertahanan Bulgaria Dipecat
Menteri Pertahanan Bulgaria dipecat buntut komentar miringnya soal invasi Rusia ke Ukraina.
Yanev, yang menjabat sebagai perdana menteri sementara Bulgaria tahun lalu mengutuk "agresi yang tidak dapat diterima" Moskow.
Tetapi, Perdana Menteri Bulgaria, Kiril Petkov, mengonfirmasi pada hari Senin bahwa Yanev telah diberhentikan dari jabatannya.
Keputusan itu akan diratifikasi hari ini oleh ewan menteri luar biasa dan kemudian oleh parlemen pada hari Selasa (1/3/2022).
"Tidak ada menteri di pemerintahan ini yang berhak atas kebijakan luar negerinya sendiri, terutama di Facebook," kata Petkov dalam sebuah pernyataan .
"Tidak ada menteri yang bisa memberi tahu pemerintah bahwa masa tinggalnya adalah fungsi stabilitas kabinet," tambah Perdana Menteri.
"Pemerintah ini tidak akan mengejar stabilitas, itu akan mengejar tindakan yang benar dan posisi berprinsip."
LSM telah menyerukan pengunduran diri Yanev selama beberapa hari karena perilakunya yang tidak pantas.
Sementara sebuah petisi online telah mengumpulkan ribuan tanda tangan.
Petkov menambahkan bukanlah kepentingan nasional Bulgaria untuk diam atas invasi Rusia ke Ukraina dan menyatakan pemerintah harus dengan jelas menyatakan posisi yang mengutuk kebijakan dan tindakan ini.
"Ketika kita melihat bahwa satu negara Slavia menyerang negara Slavia lain dalam perang saudara, tanpa alasan yang jelas, kita harus menyatakan dengan jelas perang ini harus dihentikan," kata Petkov kepada wartawan, Senin.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina akan Meluas Secara Global, Tak Hanya Perang Militer Tapi Perang Dagang & Siber
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Menara TV Kyiv Tewaskan Lima Orang
"Kami, sebagai UE, harus melakukan segala kemungkinan untuk mengakhiri ini," tambahnya.
Pada bulan Desember, Yanev enggan menyambut pasukan NATO di tanah Bulgaria, dengan alasan bahwa "ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan".
Mantan jenderal militer itu juga merupakan sekutu dekat Presiden Bulgaria Rumen Radev dan sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri, sebelum diserahkan peran PM sementara April lalu selama beberapa bulan.
(Tribunnews.com/Yurika)