Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Perintahkan Pasukannya Bergerak ke Wilayah Pemberontak Ukraina

Putin telah menentang ancaman sanksi negara Barat dalam suatu langkah yang dianggap dapat memicu perang dan bencana dengan Ukraina.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. 

Sementara itu, Kepala Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen dan Charles Michel berjanji bahwa blok itu 'akan bereaksi keras melalui penerapan sanksi terhadap siapapun yang terlibat dalam tindakan ilegal ini'.

Sedangkan AS dan sekutunya, termasuk Prancis telah meminta dilakukannya pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) diadakan pada Senin malam.

Putin mengatakan kepada Dewan Keamanannya pada Senin kemarin bahwa 'tidak ada prospek' untuk perjanjian damai Minsk 2015 yang bertujuan menyelesaikan konflik Ukraina.

'Ancaman yang sangat besar'

Putin menjelaskan bahwa taruhannya lebih besar dibandingkan Ukraina, yang sejauh ini telah melihat bahwa upayanya untuk bergabung dengan NATO dan UE telah membuat Rusia sangat marah.

"Penggunaan Ukraina sebagai instrumen konfrontasi dengan negara kami merupakan ancaman serius, sangat besar bagi kami," kata Putin.

Melakukan pertemuan dramatis dengan Putin yang duduk sendirian di meja sebagai kepala pemerintahan Rusia, militer dan keamanan negaranya secara bergantian menyapanya dari podium dan ini terjadi selama berminggu-minggu setelah ketegangan antara Rusia dengan negara Barat terkait Ukraina 'memuncak'.

Para pemimpin Barat memperingatkan bahwa Rusia berencana untuk menyerang negara tetangganya yang pro-Barat setelah menempatkan lebih dari 150.000 tentara di perbatasannya.

Baca juga: Surat dari AS Mengklaim Rusia Targetkan Orang Ukraina yang akan Dibunuh atau Ditahan

Klaim ini telah berulang kali dibantah Rusia yang menegaskan tidak akan menyerang siapapun maupun negara manapun.

Ketegangan kemudian meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah pecahnya tembakan senjata berat di garis depan timur Ukraina dengan separatis dan serangkaian insiden yang dilaporkan terjadi di perbatasan negara itu dengan Rusia.

Monitor dari badan keamanan Eropa OSCE pada Senin kemarin melaporkan bahwa terjadi lebih dari 3.000 pelanggaran gencatan senjata baru di Ukraina timur sehari sebelumnya, angkanya bahkan tertinggi untuk tahun ini.

Sementara itu, para pejabat Ukraina mengatakan dua tentara dan seorang warga sipil tewas dalam lebih banyak peristiwa penembakan di desa-desa garis depan pada Senin kemarin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved