The Tinder Swindler: Simon Leviev, pria yang dituduh mencuri jutaan dollar dari sejumlah perempuan melalui aplikasi kencan
Kisah Simon Leviev, yang dituduh mencuri jutaan dollar dari tiga perempuan, dipaparkan dalam film dokumenter Netflix, The Tinder Swindler.
Pada 2017, dia kembali ke Israel dan mengubah namanya secara sah. Dia tak lagi bernama Shimon Yehuda Hayu, tapi Simon Leviev—nama yang belakangan membuatnya dikenal khalayak dunia.
Sejak mengubah namanya, seperti dipaparkan dalam film dokumenter Netflix, dia mulai menghubungi banyak perempuan melalui aplikasi Tinder dan ditengarai meminta uang kepada mereka demi mendanai kehidupan mewahnya.
Pada aplikasi Tinder, dia menyebut dirinya Simon Leviev, putra seorang miliuner terkenal yang kaya berkat penjualan berlian.
"Apa yang terjadi selanjutnya hampir seperti film 'The Truman Show'. Dia memperlihatkan bahwa dia punya pengawal pribadi dan terbang menggunakan jet pribadi," kata sutradara film dokumenter, Felicity Morris, kepada harian The Guardian.
Kedua aspek itu, yang dia pakai untuk memikat para perempuan sekaligus membangun citra sebagai putra miliuner, menebalkan kebohongan yang dia ulang setiap kali menghubungi korbannya melalui aplikasi Tinder.
Menurut ketiga perempuan dalam film dokumenter tersebut, beberapa saat setelah berkenalan melalui Tinder dan menjalin hubungan, Leviev mulai meminta uang karena mengaku punya masalah "keamanan". Dia selalu menyebut bahwa dirinya adalah putra miliuner yang perlu dikawal ketat karena punya banyak "musuh".
Ketiga perempuan itu, atas alasan masing-masing, memberinya uang dalam jumlah besar setelah dia berjanji akan menggantinya begitu dia dapat mengendalikan ancaman keamanan yang mengancam nyawanya.
Tentu saja, Leviev segera menghilang dan meninggalkan perempuan-perempuan ini dengan utang besar atau saldo tabungan nihil.
Cecilie Fjellhøy, salah sau korban Leviev, memutuskan mengambil tindakan. Ketika perempuan Norwegia itu sadar bahwa dia adalah korban penipuan, dia membeberkan pengalamannya kepada wartawan.
Setelah tulisan muncul di koran
Sesaat setelah tulisan yang mengungkap aksi-aksinya diterbitkan koran VG di Norwegia dan sejumlah surat kabar lainnya di Eropa pada Oktober 2019, Leviev berupaya kabur ke Yunani memakai paspor palsu.
Akan tetapi, dia ditangkap ketika mendarat di Athena dan diekstradisi ke Israel—tempat dia dijatuhi hukuman penjara selama 15 bulan dan didenda hampir US$50.000 (sekitar Rp717 juta) guna mengompensasi korban-korbannya.
Dalam wawancara dengan media setempat, Leviev selalu membantah mencuri uang dari perempuan-perempuan yang menuduhnya.
Dia dibebaskan dari penjara setela mendekam lima bulan di penjara karena pandemi virus corona.
"Mungkin mereka tidak suka menjalin hubungan dengan saya, atau mereka tidak suka dengan sikap saya. Mungkin saya mematahkan hati mereka," kata Leviev dalam wawancara dengan media Israel, Channel 12.