Pelecehan seksual di jalanan: Bagaimana perempuan memanfaatkan teknologi untuk membangun kota yang lebih aman
Satu proyek percontohan di Skotlandia mengumpulkan data pelecehan di jalanan berbasis peta daring agar ruang publik menjadi lebih aman bagi
Setelah Cesar tumbuh dewasa, dia melihat dan mengalami sendiri pelecehan di angkutan umum.
"Saya menemukan banyak perempuan berhenti dari sekolah atau pekerjaan mereka karena menghindari ketakutan akan transportasi umum," kata dia.
Menurut survei yang dirilis baru-baru ini oleh jaringan keamanan perempuan, Instituto Patrícia Galvão/Locomotiva, 81% perempuan melaporkan pernah mengalami beberapa jenis kekerasan di kota-kota mereka di Brasil.
Selain itu, sebuah LSM yang fokus pada isu keselamatan publik, Fórum Brasileiro de Segurança Pública, memperkirakan kasus pelecehan di transportasi umum Brasil terjadi setiap empat detik.
NINA bekerja dengan cara mengintegrasikan aplikasi lain untuk menyediakan tombol pelaporan apabila terjadi insiden pelecehan atau penyerangan. Data itu kemudian akan sampai kepada Cesar dan timnya.
"Data yang kami kumpulkan akan menjadi bukti bahwa ini adalah persoalan yang nyata terjadi," kata dia.
"Kami juga menyampaikan informasi itu kepada pihak berwenang dan pengambil kebijakan di berbagai kota agar ada kebijakan yang membuat kota menjadi lebih aman, lebih inklusif, layak huni, terutama bagi perempuan."
Kembali ke Skotlandia, Inggris, Dawn Fyfe menyoroti pentingnya suara perempuan untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
"Kami ingin perempuan dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga pengalaman mereka yang menjadi fokus solusi dalam perencanaan kota."
"Ini adalah bentuk misoginis yang dipandang biasa, dan kami harus meresponsnya untuk menghentikan hal ini dari akarnya," kata dia kepada BBC.
"Kami menginginkan perubahan sekarang juga, cukup sudah."