Kamis, 2 Oktober 2025

Pelecehan seksual di jalanan: Bagaimana perempuan memanfaatkan teknologi untuk membangun kota yang lebih aman

Satu proyek percontohan di Skotlandia mengumpulkan data pelecehan di jalanan berbasis peta daring agar ruang publik menjadi lebih aman bagi

Perempuan di Kota Glasgow, Skotlandia, sedang mengumpulkan dan berbagi data terkait pengalaman mereka dilecehkan atau mengalami kekerasan di jalanan.

Data itu dikumpulkan melalui sebuah peta daring yang berisi laporan pelecehan termasuk penguntitan, intimidasi, dan kekerasan seksual.

Salah satu pengguna melaporkan bahwa dia diikuti oleh seorang laki-laki yang berada sekitar tiga atau empat langkah di belakangnya.

"Dia mencoba masuk ke pintu depan saya ketika saya mengeluarkan kunci. Ketika saya tanya apa yang dia lakukan dan mengatakan bahwa pacar saya ada di dalam, dia lalu melarikan diri," tulis pengguna tersebut.

Baca juga:

Proyek ini dipimpin oleh satu jejaring keamanan berbasis komunitas bernama Wise Women, dengan tujuan mengidentifikasi titik-titik terjadinya pelecehan.

Dawn Fyfe dari Wise Women mengatakan dia berharap inisiatif ini bisa mendorong para pembuat kebijakan agar Glasgow menjadi kota yang lebih aman bagi perempuan.

"Kami menyadari bahwa pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan terjadi di ruang publik," kata Fyfe kepada BBC.

"Kita bisa memanfaatkan ini sebagai masukan yang layak agar ada langkah strategis untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan sehingga ada perubahan ke depannya."

Data-data terkait pelecehan di Glasgow dikumpulkan selama tiga bulan hingga 1 Maret mendatang, dan temuan awalnya akan dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret.

Perempuan-perempuan yang ada di balik inisiatif ini berharap skema serupa bisa diterapkan secara lebih luas, bahkan secara nasional di Inggris Raya di masa depan.

Pemetaan publik atas pelecehan

Pemetaan semacam ini sebelumnya juga telah digunakan oleh para perempuan di berbagai negara untuk melawan pelecehan yang sering terjadi di jalanan.

Pada 2010, sekelompok sukarelawan di Mesir menciptakan wadah serupa bernama HarassMap, yang memungkinkan perempuan melaporkan pelecehan yang mereka alami di ruang publik secara anonim.

Pasalnya, sebuah survei yang dilakukan Lembaga Hak Perempuan Mesir menunjukkan 83% penduduk perempuan di negara itu dan 98% perempuan berwarganegara asing mengalami berbagai bentuk pelecehan di ruang publik.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved