Jumat, 3 Oktober 2025

KTT ASEAN-China: Beijing Sebut Tak Akan Ganggu Negara-negara Kecil hingga Diadakan Tanpa Myanmar

Dalam KTT ASEAN-China yang diadakan tanpa Myanmar pada Senin (22/11/2021), Beijing mengatakan tidak akan mengganggu negara-negara kecil.

Penulis: Rica Agustina
Channel News Asia
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) secara virtual pada Senin (22/11/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) secara virtual pada Senin (22/11/2021).

KTT ASEAN-China diadakan untuk merayakan 30 tahun dialog yang akan membantu perdamaian, stabilitas dan pembangunan regional, kata Presiden China Xi Jinping, menurut media pemerintah China.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan, perwakilan negara-negara anggota ASEAN kecuali Myanmar, hadir dalam pertemuan tersebut.

Pada hari Minggu, negara-negara ASEAN kecuali Myanmar telah sepakat dengan China bahwa utusan Myanmar untuk Beijing akan hadir, kata Saifuddin.

Pihak berwenang Myanmar tidak memberikan klarifikasi tentang ketidakhadiran itu dan seorang juru bicara tidak dapat dihubungi.

Baca juga: Sekolah Dibuka Kembali, Siswa Myanmar Boikot Kelas: Takut Jadi Sasaran Serangan

Baca juga: Presiden Xi Jinping Kepada ASEAN: China Tidak Mencari Hegemoni Apalagi Menggertak Negara Kecil

China sempat melobi pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing untuk menghadiri KTT itu, menurut sumber-sumber diplomatik.

Untuk diketahui, sebelumnya ASEAN telah 'mengucilkan' pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing, yang memimpin tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat sejak merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Pengucilan itu dilakukan sejak KTT ASEAN secara virtual pada Oktober 2021 yang dihadiri Presien Amerika Serikat Joe Biden, di mana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Saat itu, negara-negara ASEAN menganggap Myanmar telah gagal membuat terobosan dalam menerapkan rencana perdamaian yang disepakati dalam KTT ASEAN di Jakarta.

Myanmar menolak mengirim perwakilan junior dan menyalahkan ASEAN karena menyimpang dari prinsip non-interferensi dan menyerah pada tekanan Barat.

Dalam file foto yang diambil pada 19 Juli 2018 ini, Kepala Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar, datang untuk memberikan penghormatan kepada pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San dan delapan orang lainnya yang dibunuh pada tahun 1947, selama sebuah upacara untuk memperingati 71 tahun Hari Martir di Yangon. Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1 Februari 2021, menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi saat memberlakukan keadaan darurat satu tahun.
Kepala Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing. (Ye Aung THU / AFP)

China Tidak akan Ganggu Negara-negara Kecil

Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada para perwakilan ASEAN bahwa Beijing tidak akan memaksa tetangga-tetangga regionalnya.

China tidak akan pernah mencari hegemoni atau memanfaatkan ukurannya untuk mengganggu negara-negara kecil, dan akan bekerja dengan ASEAN untuk menghilangkan 'campur tangan, kata Xi dikutip dari Channel News Asia.

"China dulu, sedang, dan akan selalu menjadi tetangga yang baik, teman baik, dan mitra baik ASEAN," kata Xi.

Penegasan kedaulatan China atas Laut China Selatan telah membuatnya menentang anggota ASEAN Vietnam dan Filipina, sementara Brunei, Taiwan dan Malaysia juga mengklaim bagian-bagiannya.

Baca juga: Diduga Melanggar UU Anti Monopoli, China Denda Alibaba, Baidu, hingga JD.com

Baca juga: Menlu Jepang Merasa Sangat Dekat dengan Pemimpin Indonesia dan ASEAN

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved