Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Sepekan di Bawah Taliban, Bank di Afghanistan Tutup dan Harga Sembako Naik 20 Persen

Sepekan setelah Taliban merebut ibukota Kabul, bank-bank di Afghanistan ditutup hingga harga bahan pokok melonjak cukup tinggi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP
Keluarga Afghanistan yang terdampar menunggu pembukaan kembali titik penyeberangan perbatasan Pakistan-Afghanistan di Chaman pada 13 Agustus 2021, setelah Taliban menguasai kota perbatasan Afghanistan dalam serangan cepat di seluruh negeri. 

Kehilangan Pekerjaan dan Gaji Belum Dibayar

Foto pada 14 Juli 2021 menampilkan Salima Mazari (tengah), gubernur wanita di Afghanistan yang penduduknya didominasi pria, melihat ke bawah bukit dengan ditemani personel keamanan dekat garis depan melawan Taliban di distrik Charkint, provinsi Balkh.
Foto pada 14 Juli 2021 menampilkan Salima Mazari (tengah), gubernur wanita di Afghanistan yang penduduknya didominasi pria, melihat ke bawah bukit dengan ditemani personel keamanan dekat garis depan melawan Taliban di distrik Charkint, provinsi Balkh. (AFP PHOTO/FARSHAD USYAN)

Seorang mantan polisi Afghanistan mengaku bingung menghadapi kondisi di bawah kekuasaan Taliban.

"Saya benar-benar tersesat, saya tidak tahu apa yang harus saya pikirkan terlebih dahulu, keselamatan dan kelangsungan hidup saya atau memberi makan anak-anak dan keluarga saya," kata seorang mantan polisi.

Mantan polisi ini mengaku saat ini tengah bersembunyi dari Taliban.

Dia mengatakan kehilangan gaji 260 USD (Rp 3,7 juta) per-bulan yang digunakan untuk menghidupi istri dan keempat anaknya.

Sayangnya, mantan polisi ini mengaku belum digaji selama dua bulan terakhir.

"Saya tinggal di apartemen sewaan, saya belum membayar pemiliknya selama tiga bulan terakhir," katanya.

Sudah seminggu ini dia mencoba menjual beberapa cincin dan sepasang anting-anting milik istrinya.

Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan di Pesawat Evakuasi AS, Sempat Alami Komplikasi

Baca juga: Taliban Menang di Afghanistan, JI dan JAD di Indonesia Diperkirakan Bersuka Cita

Namun toko emas tutup sehingga perhiasan itu belum berhasil terjual.

"Semuanya sudah selesai. Bukan hanya pemerintah yang jatuh, ribuan orang seperti saya yang hidupnya bergantung pada gaji bulanan sekitar 15.000 Afghanis (200 USD)," kata seorang pegawai pemerintah lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Kami sudah terlilit utang karena pemerintah belum membayar gaji kami selama dua bulan terakhir," katanya.

"Ibuku yang sudah lanjut usia sakit, dia membutuhkan obat-obatan, dan anak-anak serta keluargaku membutuhkan makanan. Tuhan tolong kami," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved