Konflik di Afghanistan
Taliban: Perang di Afghanistan Telah Berakhir, Kami Sudah Mencapai Tujuan
Taliban mendeklarasikan perang di Afghanistan telah berakhir, Senin (16/8/2021) waktu setempat.
Lebih dari 60 negara merilis pernyataan bersama pada Minggu (15/8/2021) malam, mengutip apa yang mereka sebut "situasi keamanan yang memburuk" di Afghanistan.
Pernyataan ini berbunyi, bahwa mereka yang berkuasa dan berwenang di seluruh negeri "memikul tanggung jawab - dan akuntabilitas - untuk perlindungan kehidupan dan harta benda manusia, dan untuk pemulihan segera keamanan dan ketertiban sipil."
Mereka menambahkan, "Warga Afghanistan dan internasional yang ingin pergi harus diizinkan untuk melakkannya; jalan, bandara, dan perlintasan perbatasan harus tetap dibuka, ketenangan harus dijaga."
"Rakyat Afghanistan layak untuk hidup aman dan bermartabat. Kami di komunitas internasional siap membantu mereka."
Taliban telah memasuki ibu kota Kabul pada Minggu.
Kelompok ini telah merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan sejak 6 Agustus.
Padahal, miliaran dolar dihabiskan oleh AS dan NATO selama hampir 20 tahun untuk membangun pasukan keamanan Afghanistan.
Hanya beberapa hari sebelumnya, militer AS memperkirakan perebutan wilayah yang dilakukan Taliban akan terjadi selama sebulan sebelum mereka tiba di ibu kota.
Sebaliknya, Taliban dengan cepat mengalahkan, mendorong pasukan keamanan Afghanistan melarikan diri, meski mereka mendapat dukungan udara dari militer AS.
Presiden Ashraf Ghani Melarikan Diri

Baca juga: Kota Jalalabad Menyerah Tanpa Perlawanan kepada Taliban, Kabul Jadi Benteng Pemerintah
Baca juga: Sekjen NATO: Taliban Tak akan Dapat Pengakuan Internasional Jika Ambil Alih Afghanistan Secara Paksa
Di tengah kekacauan, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri sesaat setelah Taliban menguasai istana presiden.
"Mantan Presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, mengutip AlJazeera.
"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."
Ghani kemudian mengunggah di Facebook bahwa dia memilih meninggalkan Afghanistan untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.
Unggahan tersebut merupakan yang pertama setelah ia meninggalkan Afghanistan.