Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Empat Faktor Pemicu Kebakaran Hutan dan Lahan Hebat di Eropa

Musim panas di Eropa baru dilewati setengahnya, namun luas area yang hangus dilalap kebakaran hutan yang mengamuk mulai dari kawasan…

"Di sebagian besar wilayah Mediterania, kebijakan manajemen kebakaran hutan saat ini umumnya terlalu fokus pada pemadaman api dan tidak lagi disesuaikan dengan perubahan global yang sedang berlangsung," demikian publikasi dari para penulis studi tahun 2021 tentang "Memahami Perubahan Kebakaran di Eropa Selatan."

3. Jadi apa hubungannya iklim dengan itu?

Area yang terbakar di wilayah Mediterania, dalam kurun 40 tahun terakhir telah sedikit berkurang, ini terutama karena adanya upaya pengendalian kebakaran yang lebih efektif, demikian laporan Badan Lingkungan Eropa (EEA).

Tapi pemanasan global meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kondisi cuaca kebakaran secara global - seperti yang disaksikan selama kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh Australia dan California dalam beberapa tahun terakhir. Dan mau tidak mau, perubahan iklim telah meningkatkan risiko kebakaran hutan di seluruh Eropa, termasuk wilayah tengah dan utara yang biasanya tidak rawan kebakaran.


Rekor kekeringan dan gelombang panas saat ini di seluruh wilayah Mediterania mengingatkan akan peristiwa tahun 2018 ketika "lebih banyak negara mengalami kebakaran besar daripada sebelumnya," menurut EEA.

Di Yunani, lebih dari 100 orang tewas dalam apa yang disebut sebagai kebakaran Attica pada tahun 2018 - peristiwa kebakaran paling mematikan dalam kedua abad ini setelah kebakaran Sabtu Hitam 2009 di Australia.

"Perluasan daerah rawan kebakaran dan musim kebakaran yang lebih lama, diproyeksikan akan terjadi di sebagian besar wilayah Eropa," kata EEA.

Emisi karbon tidak menurun cukup cepat untuk membatasi pemanasan ini, meskipun ada kesepakatan iklim seperti Kesepakatan Hijau Eropa dan Kesepakatan Iklim Paris.

“Mereka membuat rencana, mereka menentukan tujuan, tetapi mereka tidak benar-benar bertindak,” kata Mojib Latif, seorang ilmuwan iklim di Helmholtz Center for Ocean Research. "Sejak tahun 1990, emisi karbon global meningkat 60%," katanya kepada DW. Latif juga menambahkan, emisi akan meningkat lagi pada tahun 2021 menyusul perlambatan terkait pandemi tahun sebelumnya.

4. Apa dampaknya bagi iklim?

Secara global, kebakaran hutan bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang signifikan, dan untuk 5-8% dari 3,3 juta kematian dini tahunan adalah akibat kualitas udara yang buruk, demikian menurut LSM iklim, Carbon Brief.

Tetapi emisi karbon dari kebakaran hutan telah menurun dalam beberapa dekade terakhir. Ini berkat pencegahan kebakaran yang lebih baik.

Masalah yang tersisa adalah keparahan atau intensitas kebakaran, yang memiliki efek lebih luas pada penyerapan karbon karena hutan terbakar sangat parah sehingga tidak tumbuh kembali.

Pada tahun 2017, emisi CO2 dari kebakaran hutan ekstrem di Eropa barat (yaitu Semenanjung Iberia, Prancis selatan, dan Italia) adalah yang tertinggi setidaknya sejak tahun 2003, mencapai sekitar 37 Teragram CO2.

Untuk menempatkan angka ini dalam konteksnya, kebakaran hutan yang sangat besar di Semenanjung Iberia dan pantai Mediterania pada tahun 2003, menyumbang tingkat emisi antropogenik yang sama dengan semua emisi Eropa barat digabungkan.

Dan jika intensitas kebakaran hutan membunuh hamparan hutan yang signifikan pada tahun 2021, hilangnya kapasitas penyerap karbon ini, bisa punya efek lebih merusak bagi iklim. (sc/as)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved