Negara Paling Bahagia di Dunia Kekurangan Pekerja, Perusahaan Berlomba Buka Loker untuk Migran
Punya julukan negara paling bahagia di dunia, Finlandia ternyata kekurangan tenaga kerja terampil karena mayoritas penduduknya memasuki tahap lansia.
Finlandia mengalami imigrasi bersih selama dekade terakhir, dengan sekitar 15.000 lebih banyak orang yang datang daripada yang pergi pada tahun 2019.
Tetapi banyak dari mereka yang keluar dari negara itu adalah orang-orang berpendidikan tinggi, menurut statistik resmi.
Dihadapkan dengan kekurangan pekerja terampil terbesar di OECD, beberapa perusahaan rintisan Finlandia membuat situs karir bersama untuk menjaring pekerja berbakat dari luar negeri.
Sayangnya banyak orang asing mengeluhkan sikap orang Finlandia yang enggan mengakui pengalaman atau kualifikasi luar negeri, serta prasangka terhadap pelamar non-Finlandia.
Ahmed adalah salah satunya, pria asal Inggris ini telah berpengalaman selama bertahun-tahun di perusahaan multinasional.
Namun perjuangannya mencari pekerjaan selama enam bulan di Ibukota Finlandia, Helsinki, karena alasan keluarga, tidak membuahkan hasil.
Baca juga: Legislator PAN : Pembayaran Utang Negara Lampaui Rekomendasi IMF, Potensi Usik Anggaran Pendidikan

"Satu perekrut bahkan menolak untuk menjabat tangan saya, itu adalah momen yang luar biasa," katanya.
"Tidak pernah ada kekurangan pekerjaan, hanya kekurangan pola pikir," kata Ahmed.
Padahal selama mencari pekerjaan di Finlandia, Ahmed banyak menerima tawaran dari perusahaan besar di Norwegia, Qatar, Inggris, dan Jerman.
Baca juga: Finlandia vs Rusia Euro 2020 Tadi Malam Makan Korban: Satu Dibawa ke Rumah Sakit, 4 Pemain Terkapar
Bagi walikota Helsinki, Jan Vaaavuori, empat tahun Finlandia terpilih sebagai negara paling bahagia di dunia dalam peringkat PBB "belum membantu sebanyak yang kami harapkan".
"Jika Anda menghentikan seseorang di jalan di Paris atau London atau Roma atau New York, saya rasa kebanyakan orang masih belum tahu tentang kami," renungnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)