Senin, 29 September 2025

Negara Paling Bahagia di Dunia Kekurangan Pekerja, Perusahaan Berlomba Buka Loker untuk Migran

Punya julukan negara paling bahagia di dunia, Finlandia ternyata kekurangan tenaga kerja terampil karena mayoritas penduduknya memasuki tahap lansia.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Planetware
Helsinki, Finlandia - Punya julukan negara paling bahagia di dunia, Finlandia ternyata kekurangan tenaga kerja terampil karena mayoritas penduduknya memasuki tahap lansia. 

TRIBUNNEWS.COM - Punya julukan negara paling bahagia di dunia, Finlandia ternyata kekurangan tenaga kerja terampil karena mayoritas penduduknya memasuki tahap lansia.

"Sekarang diakui secara luas bahwa kami membutuhkan jumlah orang yang luar biasa untuk datang ke negara ini," kata Saku Tihverainen, perekrut karyawan dari agensi Talented Solutions.

Menurutnya, banyak pekerja dibutuhkan untuk menutupi biaya "generasi beruban".

Meski negara Barat mayoritas bermasalah dengan pertumbuhan populasi yang lemah, dampak yang dialami Finlandia lebih tajam.

Dengan 39,2 di atas usia 65-an per 100 orang usia kerja, Finlandia jadi negara kedua setelah Jepang dalam hal populasi yang menua, menurut PBB.

Baca juga: Ini Deretan 30 Start-up Teknologi di Indonesia Paling Populer

Baca juga: Daftar 10 Tempat Paling Nyaman di Jepang Versi Toyo Keizai

Suasana di Restoran Lasipalatsi, Helsinki, Finlandia.
Suasana di Restoran Lasipalatsi, Helsinki, Finlandia. (Kompas/ Sri Rejeki)

Diperkirakan pada 2030 mendatang, rasio ketergantungan usia tua akan meningkat menjadi 47,5.

Pemerintah telah menyerukan untuk menggandakan tingkat imigrasi menjadi 20.000-30.000 per-tahun untuk mempertahankan jumlah pekerja dan menutup defisit pensiun yang meningkat.

Dilansir Japan Times, Finlandia merupakan pilihan menarik untuk tinggal jika dibandingkan dengan negara lainnya.

Finlandia memiliki tingkat kualitas hidup tinggi, kebebasan dan kesetaraan gender terjamin, sedikit korupsi, kejahatan, dan polusi.

Namun sentimen anti-imigran masih lekat di negara Eropa Barat ini.

Charles Mathies, seorang peneliti di Akademi Finlandia menilai populasi generasi kerja di Finlandia berada pada titik kritis.

Mathies adalah salah satu pakar yang bekerja dalam program "Peningkatan Bakat" dari pemerintah untuk merekrut pekerja.

Sasaran program ini antara lain tenaga kesehatan dari Spanyol, pekerja logam dari Slovakia, dan pakar IT dan maritim dari Rusia, India, dan Asia Tenggara.

Suasana salah satu sudut kota di Finlandia
Suasana salah satu sudut kota di Finlandia (Telegraph via tribunnewsbogor.com)

Upaya ini sempat tersendat karena pada 2013 lalu, dimana lima dari delapan perawat asal Spanyol yang direkrut memutuskan mundur.

Mereka mengeluhkan harga barang-barang yang mahal di Finlandia, cuaca dingin, dan bahasa yang rumit.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan