Bentrok Bersenjata Taliban dan Pasukan Afghanistan Berlanjut di Helmand
Pejuang Taliban menyerang pos pemeriksaan keamanan di pinggiran Lashkar Gah dan distrik lainnya.
Bahkan ketika Taliban dan pemerintah menandatangani gencatan senjata, yang dinyatakan untuk menandai hari raya Idul Fitri, kekerasan terus berlanjut di Afghanistan.
Sebuah pemboman pada Jumat di sebuah masjid di utara ibu kota menewaskan 12 jamaah, termasuk pemimpin salat. Sementara 15 orang lainnya terluka.
Taliban membantah berada di balik serangan itu. SITE Intelligence Group yang memantau aksi kelompok bersenjata menyebut pelakunya ISIS.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi klaim ISIL yang dilaporkan oleh SITE secara independen.
ISIS juga mengklaim telah meledakkan beberapa stasiun jaringan listrik selama akhir pecan, membuat Kabul dalam kegelapan untuk sebagian besar liburan tiga hari setelah bulan puasa Ramadhan.
Dalam posting di situs afiliasinya, ISIL mengklaim serangan tambahan selama dua minggu terakhir yang menghancurkan 13 stasiun jaringan listrik di beberapa provinsi.
Stasiun tersebut menjadi jalur pasokan listrik yang dikirim dari negara-negara Asia Tengah, seperti Uzbekistan dan Tajikistan.
Juru bicara pemerintah Kabul, Sanger Niazai,mengatakan, serangan itu telah menyebabkan sembilan provinsi termasuk Kabul pasokan listriknya terganggu.
Ada juga spekulasi, para pemimpin bersenjata local, yang menuntut uang perlindungan dari pemerintah untuk menjaga posko di daerah yang mereka kuasai, mungkin berada di balik kerusakan tersebut.
Setidaknya satu pemimpin bersenjata setempat ditangkap tahun lalu setelah menuntut uang perlindungan.
Kekerasan yang tampaknya tak terhentikan di Afghanistan membuat penduduk dan negara-negara kawasan khawatir penarikan terakhir tentara AS dan NATO dapat menyebabkan kekacauan lebih lanjut.
Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengumumkan penarikan tentara AS dari Afghanistan paling lambat 11 September.
Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan keprihatinannya atas penarikan cepat pasukan AS dan NATO melalui panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi.
Wang menyebut penarikan itu tergesa-gesa dan memperingatkan itu akan "sangat" berdampak pada proses perdamaian Afghanistan dan berdampak negatif terhadap stabilitas regional.
Dia meminta PBB untuk memainkan peran yang lebih besar.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)