Bulgaria Usir 2 Diplomat Rusia karena Diduga Terlibat Spionase
Pihak berwenang di Bulgaria memberikan waktu 72 jam kepada dua diplomat Rusia agar meninggalkan negara itu.
Bulgaria dianggap sebagai sekutu terdekat Rusia selama Perang Dingin.
Baca juga: Iran Mendakwa Turis Prancis atas Tuduhan Spionase dan Propaganda
Baca juga: Warga Singapura Ini Jadi Mata-mata China di AS, Kena Tuduhan Aksi Spionase untuk Kekuatan Asing

Kasus terbaru datang dengan hubungan antara UE dan Rusia yang tegang karena pemenjaraan politisi oposisi Alexey Navalny dan keputusan UE untuk memberikan sanksi kepada pejabat tinggi Rusia atas keputusan tersebut.
Pada Senin (22/3/2021), Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan negaranya dan sesama negara anggota Uni Eropa "berdiri teguh dengan teman kami dan sekutu NATO Bulgaria dalam tindakannya untuk melindungi kedaulatan terhadap aktivitas mata-mata Rusia yang bermusuhan".
Selama akhir pekan, Amerika Serikat (AS) juga mengatakan "mendukung Bulgaria melawan kegiatan jahat ini di wilayah mereka".
Sementara Inggris menyatakan dukungan penuhnya untuk "upaya Bulgaria dalam mengganggu jaringan mata-mata yang diduga dan mengambil langkah untuk menangani tindakan bermusuhan Rusia".
Baca juga: Tak Terima Dituding Spionase Polisi dan Ditantang Duel, Pria Ini Emosi Lalu Habisi Nyawa Tetangganya
Baca juga: Cegah Aksi Spionase, Amerika Mulai Batasi Pergerakan Para Diplomat China

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov melalui telepon pada Senin (22/3/2021) bahwa aliansi harus bersatu melawan setiap kegiatan jahat yang menargetkan negara-negara anggotanya, kata kantor pers pemerintah.
Borissov telah meminta Rusia untuk berhenti memata-matai di negara Balkan tersebut.
Empat belas tahun setelah bergabung dengan UE, Bulgaria masih bergantung pada energi Rusia.
Dengan resornya di Laut Hitam, negara ini sangat populer di kalangan turis dan pemilik properti Rusia.
Berita lain terkait spionase
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)