Jumat, 3 Oktober 2025

Kelompok Taliban dan Pemerintah Afghanistan Capai Kesepakatan Penting  

Kesepakatan tertulis dicapai setelah 19 tahun perang berkecamuk di Afghanistan. Pemerintah Afghanistan dan Taliban sepakat menegosiasikan perdamaian.

Kompas.com/AFP
Para anggota Taliban Pakistan di Akora Khattak pada 17 Februari 2014 

Taliban telah menolak menyetujui gencatan senjata selama tahap awal pembicaraan, meskipun ada seruan dari Negara-negara barat dan berbagai lembaga.

Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menyambut baik perkembangan positif itu. Ia mengatakan,  terobosan ini harus menjadi batu loncatan mencapai perdamaian rakyat Afghanistan.

Bulan lalu, kesepakatan yang dicapai antara Taliban dan negosiator pemerintah ditahan pada menit terakhir setelah Taliban menolak pembukaan dokumen tersebut karena menyebutkan nama pemerintah Afghanistan.

Taliban menolak menyebut tim negosiasi Afghanistan sebagai perwakilan pemerintah Afghanistan, karena mereka menentang keabsahan pemerintahan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani.

Seorang diplomat Uni Eropa yang mengetahui proses tersebut mengatakan kepada Reuters, kedua belah pihak telah menyimpan beberapa masalah yang diperdebatkan untuk ditangani secara terpisah.

"Kedua belah pihak juga tahu kekuatan barat kehilangan kesabaran, sehingga kedua belah pihak tahu mereka harus bergerak maju," kata diplomat itu yang tidak mau disebutkan namanya.

Dalam sebuah pernyataan Rabu, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyambut baik perjanjian tersebut dan mengatakan itu adalah langkah maju yang signifikan.

“Ini perkembangan penting hasil negosiasi intra-Afghanistan, yang kita semua harapkan,” kata Kemenlu Pakistan.

Taliban digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS. Pemerintah yang didukung AS memegang kekuasaan di Afghanistan sejak itu.

Namun kelompok Taliban memiliki kendali atas wilayah yang luas di negara itu. Kelompok radikal juga memiliki kantong-kantong kekuasaan tersendiri.

Berdasarkan kesepakatan Februari antara AS dan Taliban, pasukan AS dan koalisi akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021.

Taliban memberi jaminan keamanan. Presiden AS Donald Trump berupaya mempercepat penarikan, meskipun ada kritik internal.

Dia ingin melihat semua tentara Amerika pulang sebelum Natal 2020, untuk mengakhiri perang terpanjang di luar negaranya bagi AS.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada memperingatkan NATO agar tidak menarik pasukan sebelum waktunya.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved