Wawancara Khusus Presiden Suriah
Presiden Suriah Bashar Assad: Perang di Suriah Belum Berakhir, White Helmets Itu Teroris
Presiden Suriah Bashar Assad menyatakan kehadiran militer Rusia yang diundang Damaskus jadi titik balik perang melawan teroris di negaranya.
"Mereka harus dimintai pertanggungjawaban, bahkan sebelum White Helmets sendiri," kata Assad. “Kita harus lebih fokus pada pelaku, pelaku nyata, pengawas sebenarnya,” imbuhnya.
Baca: Pejabat AS Akui Ingin Lemahkan Rusia di Suriah, Misi Lawan ISIS Sudah Usai
Baca: Pasukan Suriah dan Militer Turki Berikut Kelompok Proksinya di Idlib Bertukar Serangan Artileri
Berbicara pertanggungjawaban, Presiden Suriah tampak pesimistis atas prospek keadilan dalam kasus ini, karena minimnya mekanisme kepatuhan dalam hukum internasional.
"Sekarang, pertanyaannya adalah apakah kita memiliki hukum internasional untuk menjalankan prosedur seperti itu? Tidak, kami tidak melakukannya," kata Assad.
Sebagai contoh, dia mengutip bagaimana AS berhasil lolos dari kejahatannya di Irak, Yaman, Suriah dan di tempat lain. "Tidak hanya Amerika Serikat, tetapi juga Prancis, Inggris, dan negara lain," tambahnya.
Ditanya apakah Damaskus bermaksud untuk memulai upaya hukum terhadap White Helmets secara khusus, Presiden Suriah menjawab, "Ya, tentu saja, mereka adalah penjahat."
"Saya tidak mengatakan sesuatu yang berbeda. Sebelum mereka menjadi White Helmets, mereka adalah al-Nusra (juga dikenal Front Nusra). Ada video dan gambar dari semua penjahat itu, jadi mereka harus diadili di Suriah,” kata Bashar.
“Tetapi ketika Anda berbicara tentang White Helmets sebagai sebuah institusi, itu dibuat barat. Mereka adalah kriminal sebagai individu, tetapi White Helmets adalah institusi barat, sebuah organisasi teroris ekstremis, yang berbasis di organisasi Nusra," kata Bashar Assad.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)