Sabtu, 4 Oktober 2025

POPULER Internasional: Aksi Protes di Thailand | Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi

Berikut rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional, termasuk Warga Thailand menggelar aksi protes besar-besaran

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews
POPULER Internasional: Aksi Protes di Thailand | Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi 

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam para kritikus yang menuduh pemerintahannya tidak melakukan cukup banyak hal untuk menekan wabah Covid-19.

Kecaman itu ia lontarkan kala mengumumkan memperpanjang keadaan darurat akibat Covid-19 di seluruh Filipina hingga setahun mendatang.

Dalam sambutannya pada Senin (21/9/2020) malam, Duterte menegaskan pemerintahannya telah menyiapkan berbagai hal untuk menekan wabah.

Termasuk ketersediaan rumah sakit, tempat tidur hingga rumah duka.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan tidak akan mengizinkan sekolah dibuka bila vaksin Covid-19 belum ditemukan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan tidak akan mengizinkan sekolah dibuka bila vaksin Covid-19 belum ditemukan. (AFP Photo)

Baca: Perkembangan Covid-19 di Asia Tenggara, Kasus Positif Tertinggi di Filipina, Disusul Indonesia

"Apa yang 'cukup' yang Anda inginkan? Ada rumah sakit, tempat tidur dan rumah duka."

"Semuanya ada di sana," kata Duterte, seraya menunjuk Wakil Presiden Leni Robredo, yang memimpin oposisi.

"Kamu tahu Leni, jika kamu mau, jika kamu benar-benar ingin membasmi Covid, mari kita semprot Filipina atau Manila dengan pestisida untuk membunuh semua."

"Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan, adalah memakai masker. Hanya itu dan menunggu vaksinnya," tegasnya, dikutip dari SCMP, Selasa (22/9/2020).

Paramedis di Filipina Gunakan APD Warna-Warni bak Teletubies Ceriakan Pasien Corona
Paramedis di Filipina Gunakan APD Warna-Warni bak Teletubies Ceriakan Pasien Corona (Adrian Pe via News Abs)

Baca: Mulai Hari Ini, Malaysia Larang WNI Juga Warga India dan Filipina Masuk Negaranya

Kondisi bencana darurat yang berlaku hingga September 2021 akan digunakan untuk menarik dana darurat dengan cepat guna memerangi pandemi Covid-19.

Negara tersebut juga memanfaatkan polisi dan militer untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4.  Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi, Begini Kronologi dan Motifnya

STOMP SINGAPORE Tan Nam Seng terlihat berdiri tenang di depan mayat menantunya Spencer Tuppani di sebuah kedai kopi di Jalan Boon Tat, kawasan bisnis Singapura. Tan membunuh Tuppani pada siang bolong, 10 Juli 2017
STOMP SINGAPORE Tan Nam Seng terlihat berdiri tenang di depan mayat menantunya Spencer Tuppani di sebuah kedai kopi di Jalan Boon Tat, kawasan bisnis Singapura. Tan membunuh Tuppani pada siang bolong, 10 Juli 2017 (Istimewa)

Warga Singapura digegerkan oleh pembunuhan pada siang bolong di pusat distrik bisnis.

Pembunuhan yang terjadi tiga tahun silam tepatnya 10 Juli 2017 akhirnya mencapai babak akhir dengan dijatuhkannya vonis kepada pelaku pembunuhan.

Tan Nam Seng divonis hukuman 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi Singapura, demikian The Straits Times melaporkan, Senin (21/9/2020).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved