Virus Corona
Donald Trump Rupanya Sengaja Remehkan Bahaya Covid-19, Akui Tak Ingin Warga AS Panik dan Takut
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia meremehkan krisis COVID-19, karena tidak ingin membuat panik.
"Dan itu sangat rumit. Itu sangat rumit. Itu juga lebih mematikan daripada flu beratmu," kata Trump dalam rekaman wawancara 7 Februari lalu dengan Woodward.

Baca: Donald Trump Batalkan Kunjungan ke Pemakaman Karena Takut Kehujanan
Kemudian, seminggu setelah wawancara itu, Trump mengatakan pada briefing di Gedung Putih bahwa jumlah kasus virus corona di AS, dalam beberapa hari akan turun mendekati nol.
Setelah pengakuan ini terungkap, Woodward mendapat kritikan di sosial media lantaran menyembunyikannya.
Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Woodward membela diri dari kritikan itu.
"Dia mengatakan ini padaku, dan aku berpikir, 'Wow, itu menarik, tapi apakah itu benar?' Trump mengatakan hal-hal yang tidak tepat, bukan?" ujar Woodward dalam wawancara telepon.
Baca: Muncul Spekulasi Donald Trump Terkena Stroke, Sang Presiden dan Dokter Pribadinya Langsung Membantah
Adapun beberapa rekan dari Partai Republik membela Trump terkait terungkapnya pengakuan bahaya virus corona pada Rabu kemarin.
"Tindakannya untuk menutup ekonomi adalah tindakan yang tepat," kata Senator Lindsey Graham.
"Dan saya pikir, waktu akan berbicara mengenai fakta dengan sendirinya," sambungnya.
Kala itu, Woodward melakukan 18 wawancara dengan Trump untuk buku tersebut.
Terdapat beberapa pengakuan lain, termasuk pernyataan Trump yang meremehkan para pemimpin militer AS.
Baca: Donald Trump Bantah Tuduhan Menyebut Tentara AS yang Gugur sebagai Pecundang, Ini Reaksi Joe Biden
Sebelumnya, Trump menuai kritik lantaran ia merendahkan para veteran militer AS yang telah gugur.
Dalam buku Woodward, seorang pembantu mantan Menteri Pertahanan Jim Mattis mendengar Trump berkata mengenai hal itu dalam sebuah pertemuan.
"Para jenderal sialan saya adalah sekelompok 'pussies', karena mereka lebih peduli pada aliansi daripada kesepakatan perdagangan," ungkap Trump.
Kemudian, Mattis meminta ajudannya untuk mendokumentasikan komentar itu dalam email, dan berakhir dalam laporan Washington Post.
(Tribunnews.com/Maliana)