Cerita Pembelot Yeonmi Park Semasa Hidup di Korea Utara: Kerap Lihat Orang Lapar Sekarat di Jalanan
Kisah Pembelot Korea Utara Yeonmi Park, Bertahan Hidup dengan Makan Serangga, Kerabatnya Meninggal karena Kurang Gizi
Lebih lanjut, Yeonmi Park melarikan diri dengan menyeberang ke Tiongkok melewati Sungai Yalu.
Dia mengatakan dalam perjalanannya keluar dari Korea Utara, sang ibu diperkosa oleh pedagang manusia.
Yeonmi Park dan sang ibu dijual kepada pria China, pemilik pertama Yeonmi Park membayar kurang dari 300 dolar AS untuknya.
Sebelumnya, saudara perempuan Yeonmi Park sudah terlebih dulu membelot dari Korea Utara.
Ayah Yeonmi Park juga berhasil melintasi perbatasan, tetapi dia kemudian meninggal karena mengidap kanker usus besar.
Dengan bantuan misionaris Kristen, Yeonmi Park dan ibunya melarikan diri ke Mongolia, melintasi Gurun Gobi dan akhirnya mencari perlindungan di Korea Selatan.
Baca: Kim Jong Un Perintahkan Lockdown 2 Kota di Korea Utara Gara-gara Wanita Nyasar
Kehidupan Baru Yeonmi Park
Lebih jauh, Yeonmi Park melanjutkan pendidikannya di Seoul sebelum pindah pada tahun 2014 ke New York.
Dia mulai berbicara menentang rezim Kim Jong Un, dengan risiko besar terhadap keselamatannya sendiri, mengingat banyak kerabatnya telah menghilang.
"Saya tak tahu apakah mereka telah dieksekusi atau dikirim ke kamp penjara, jadi saya masih belum bebas," katanya.
"Bahkan setelah saya melalui semua itu untuk bebas, saya tidak bebas menjadi diktator di sana. Jadi itu hal yang sangat emosional bagi saya, ” terangnya.
Yeonmi Park menjadi aktivis hak asasi manusia dan kini menetap di Chicago, di mana dia tinggal bersama suami dan putranya yang masih kecil.
Terlepas dari kisahnya yang mengerikan, dia bersyukur telah lahir di Korea Utara.
“Jika saya tidak dilahirkan dalam penindasan dan kegelapan total, saya tidak berpikir saya akan melihat terang di sini," ungkapnya.
"Saya pikir orang-orang di sini, mereka tidak melihat cahaya dan hanya melihat kegelapan dan bagi saya saya melihat begitu banyak cahaya, ”katanya.
“Saya merasa sangat bersyukur bisa merasakan sebuah negara yang seperti planet yang berbeda," ucapnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)