Sabtu, 4 Oktober 2025

Cerita Pembelot Yeonmi Park Semasa Hidup di Korea Utara: Kerap Lihat Orang Lapar Sekarat di Jalanan

Kisah Pembelot Korea Utara Yeonmi Park, Bertahan Hidup dengan Makan Serangga, Kerabatnya Meninggal karena Kurang Gizi

INSTAGRAM @yeonmi_park via DAILY MAIL
Yeonmi Park gadis pembelot Korea Utara, kini menjadi aktivis HAM dan penulis buku In Order to Live, A North Korean Girls Journey to Freedom. 

TRIBUNNEWS.COM - Yeonmi Park, pembelot Korea Utara yang melarikan diri bersama ibunya pada 2007 lalu, menceritakan pengalaman memilukannya.

Ketika dia tumbuh di Korea Utara, Yeonmi Park tak mengenal konsep cinta atau persahabatan.

Kehidupan sehari-harinya pun kerap melihat orang sekarat di jalan karena kelaparan dan hidup tanpa aliran listrik.

Yeonmi Park merupakan satu dari ratusan pembelot Korea Utara yang melarikan diri ke Amerika Serikat, saat itu dia berusaia 13 tahun.

Mengutip New York Post, sekarang, wanita yang tinggal di Chicago itu telah berusia 26 tahun.

Baca: Gadis Ini Ungkap Masa Kelam Tinggal di Korea Utara, Kelaparan dan Ibunya Diperkosa

Yeonmi Park, pembelot Korea Utara yang melarikan diri bersama ibunya pada 2007 lalu, menceritakan pengalaman memilukannya.
Yeonmi Park, pembelot Korea Utara yang melarikan diri bersama ibunya pada 2007 lalu, menceritakan pengalaman memilukannya. (The Diplomat)

Baca: Imbas Topan Maysak: Pejabat Tak Bertanggung Jawab Korea Utara Kena Hukuman

Dalam sebuah wawancara dengan The Post pekan ini, Yeonmi Park tumbuh di salah satu negara diktator bagaikan hidup di neraka.

Yeonmi Park menyebut situasi itu sebagai Holocaust modern.

"Yang perlu Anda ketahui tentang Korea Utara yakni, (negara ini) tak seperti negara lain seperti Iran atau Kuba," kata Yeonmi Park.

"Di negara-negara itu, Anda memiliki pemahaman bahwa mereka tidak normal, mereka terisolasi dan orang-orangnya tidak aman," tambah Yeonmi Park.

“Tapi Korea Utara telah benar-benar dibersihkan dari seluruh dunia, itu secara harfiah adalah 'Kerajaan Pertapa'," katanya.

Ketika Yeonmi Park tumbuh besar di Korea Utara, dia mengaku tak tahu bahwa dia hidup terisolasi.

Dia bahkan tak tahu bahwa setiap doa yang dia panjatkan, dinaikkan untuk sang Pemimpin Tertinggi Korea Utara.

Baca: Korea Utara dan Korea Selatan Bersiap Hadapi Dua Topan dalam 1 Pekan

Ketika Yeonmi Park dan saudara perempuannya masih kecil, mereka diajari bahwa Kim Jong Il dan putranya Kim Jong Un merupakan dewa yang memiliki kekuatan untuk membaca pikiran orang.

Dengan doktrin tersebut, warga biasa menjadi begitu takut untuk membicarakan atau berpikir buruk tentang para tiran yang brutal. Sementara itu, ketika di sekolah, anak-anak diajarkan berhitung menggunakan metrik seperti 'B*ajing*an Amerika' dan dipaksa melakukan 'sesi kritik'.

Dalam sesi kritik tersebut, Yeonmi Park memaparkan, para siswa diajarkan menyerang dan menemukan kesalahan teman satu kelas mereka, merajut ketidakpercayaan dan perpecahan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved