Sabtu, 4 Oktober 2025

Aparat Keamanan Mesir Ciduk Mahmoud Ezzat, Tokoh Terkemuka Ikhwanul Muslimin

Saudi Arabia, Emirat Arab, dan berbagai negara telah melarang eksistensi Ikhwanul Muslimin karena dianggap berusaha menggulingkan pemerintah berkuasa.

AFP
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi saat berjabat tangan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman 

Sejak Mesir diambilalih militer yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah al-Sisi mendepak pemerintahan Moersi yang dikader Ikhwanul Muslimin. Ezzat dijatuhi beberapa hukuman in absentia.

Termasuk hukuman penjara seumur hidup dan hukuman mati, selama persidangan massal dari anggota terkemuka IM atas tuduhan spionase dengan kelompok Palestina Hamas dan kejahatan terkait kekerasan lainnya.

Berdasarkan hukum Mesir, hukuman in absentia harus diadili kembali setelah terdakwa ditangkap. Sputniknews mengutip sumbernya menyebutkan, IM mendistorsi informasi keberadaan Ezzat dengan menyebutkan pria itu berada di Turki atau Jalur Gaza.

Ikhwanul Muslimin, didirikan pada 1928 dan ditetapkan sebagai kelompok teroris pada 2013 setelah bentrokan besar-besaran dengan aparat penegak hokum.

Organisasi Islam yang kadernya pernah membunuh Presiden Mesir Anwar Sadat ini memiliki cabang di sekitar 70 negara dan berusaha mengupayakan Islamisasi masyarakat.

Hingga saat ini, sebagian besar pimpinan puncak Ikhwanul Muslimin berada di penjara, tetapi pada saat yang sama, sejumlah anggota puncaknya berhasil melarikan diri dari Mesir setelah militer berkuasa.

Pemberangusan kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir didukung penuh Emirat Arab dan Saudi Arabia, dibantu AS dan para sekutu Eropanya.

Mohammad Moersi didongkel, guna menghentikan meluasnya pengaruh kelompok ini di Mesir dan kawasan sekitarnya.(Tribunnews.com/Ahram.org/Sputniknews.com/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved