Sabtu, 4 Oktober 2025

Aparat Keamanan Mesir Ciduk Mahmoud Ezzat, Tokoh Terkemuka Ikhwanul Muslimin

Saudi Arabia, Emirat Arab, dan berbagai negara telah melarang eksistensi Ikhwanul Muslimin karena dianggap berusaha menggulingkan pemerintah berkuasa.

AFP
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi saat berjabat tangan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman 

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Otoritas keamanan Mesir menciduk Mahmoud Ezzat, tokoh terkemuka kelompok Ikhwanul Muslimin (Moslem Brotherhood) di tempat persembunyian di Kairo timur.

Dikutip dari media Al Ahram edisi Inggris, penangkapan Ezzat dinilai langkah pemberangusan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir terhadap Ikhwanul Muslimin yang terlarang di Mesir ini.

Saudi Arabia, Emirat Arab, dan berbagai negara telah melarang eksistensi Ikhwanul Muslimin karena dianggap mengobarkan permusuhan dan berusaha menggulingkan pemerintah berkuasa di kerajaan maupun republik.

Dalam pernyataan Jumat (28/8/2020), Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan Ezzat yang juga pemimpin Organisasi Internasional Persaudaraan Muslim, ditangkap setelah intelijen menemukan jejak persembunyiannya di sebuah flat di lingkungan permukiman di Kairo Baru.

Mereka mengatakan Mohammad Ezzat telah menggunakan apartemen itu sebagai tempat persembunyian terbarunya, meskipun rumor yang disebarkan IM menyebutkan Ezzat berada di luar negeri.

Pemimpin itu ditangkap setelah penggerebekan yang dilakukan berdasarkan surat perintah oleh Kejaksaan Keamanan Negara Tertinggi. Beberapa laptop dan ponsel yang menggunakan perangkat lunak sumber terbuka untuk mengamankan komunikasi, disita dari flat Ezzat.

Menurut pernyataan tersebut, Ezzat bertanggung jawab membentuk sayap bersenjata Ikhwanul Muslimin. Ia pula yang diyakini mengawasi operasi terorisme IM sejak 30 Juni 2013 hingga hari penangkapannya.

Menurut Kemendagri Mesir, operasi yang diawasi oleh Ezzat termasuk pembunuhan mantan jaksa penuntut umum Hisham Barakat pada 2015.

Lalu pembunuhan polisi Wael Tahoun pada 2015, pembunuhan Adel ragei, perwira tinggi angkatan darat pada 2016, dan percobaan pembunuhan mantan ajudan jaksa penuntut umum Zakaria Abdel-Azim pada 2016.

Ezzat juga diyakini mengawasi peledakan bom mobil mematikan di luar rumah sakit kanker utama di Kairo pada Agustus 2019, yang menewaskan 20 orang.

Ezzat juga bertanggung jawab atas serangan dunia maya yang mengelola (penyebaran) rumor dan berita palsu untuk menimbulkan kebingungan dan memecah belah opini public.

Pihak Kemendagri Mesir menambahkan, Ezzat mengelola pergerakan dana dan dana grup ke aktivitas melalui anggota grup di luar negeri dari organisasi internasional yang mencurigakan.

Ezzat telah berada di jajaran Ikhwanul Muslimin sejak 1960-an dan diangkat sebagai anggota Biro Bimbingan grup, atau dewan eksekutifnya, pada 1981.

Dia sebelumnya telah ditahan selama beberapa tahun karena aktivisme dan afiliasinya dengan grup tersebut.

Ezzat ditunjuk sebagai penjabat pemimpin grup pada Agustus 2013, setelah penangkapan tokoh paling terkemuka IM, Mohamed Badie, yang menerima hukuman seumur hidup keempat pada Juli atas tuduhan terkait kekerasan, dengan total hukuman 100 tahun.

Mendiang Mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi atau Muhammad Mursi
Mendiang Mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi atau Muhammad Mursi (TIME)
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved