Virus Corona
Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Diragukan Para Ahli dari Amerika
Pejabat tinggi Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat menyebut vaksin Covid-19 dari Rusia melewatkan "bagian penting" dari proses perizinan
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat tinggi dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) pada hari Kamis (13/8/2020) menyebut bahwa vaksin Covid-19 dari Rusia melewatkan "bagian penting" dari proses perizinan.
Dilansir CNBC.com, Dr. Francis Collins, dierktur dari NIH mengatakan:
"Saya kira para ahli vaksin di seluruh dunia khawatir apakah ini keputusan yang bijak."
"Beberapa bahkan menyebut vaksin itu 'Russian Roulette'."
NIH adalah bagian dari program pemerintah federal, yang disebut Operation Warp Speed, yang dirancang untuk mempercepat pengembangan, pembuatan, dan distribusi vaksin serta perawatan untuk melawan virus corona.
Baca: Presiden Filipina Duterte Bakal Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan Rusia
Baca: Indonesia dan Rusia Jajaki Kerja Sama Bidang Kesehatan, Termasuk Soal Vaksin Covid-19
Ilmuwan dan pejabat kesehatan di seluruh dunia bertanya-tanya tentang kemanan dan keefektivan vaksin Rusia.
Presiden Vladimir Putin sendiri mengklaim vaksinnya itu bekerja efektif.
Putin berkata Selasa lalu bahwa otoritas kesehatan Rusia menerima apa yang mereka sebut vaksin virus pertama di dunia.
Putin juga berkata anaknya sudah mendapatkan vaksin itu.
"Meski saya tahu vaksin ini bekerja efektif, vaksin akan membentuk imunitas yang stabil, saya ulangi, vaksin telah melewati semua pengecekan yang penting," ujar Putin.
Melalui panggilan telepon Kamis, Dr. Francis Collins berkata Rusia hanya melakukan uji klinis tahap satu saja.
Hanya 100 orang yang dilibatkan dan mereka langsung memutuskan vaksin itu cukup bagus.
Ahli medis memperingatkan apakah vaksin itu benar bekerja nantinya.
Para ahli juga memperingatkan adanya efek samping potensial tanpa dilakukannya uji klinis fase tiga dalam skala besar.
"Jika begitu standarnya, maka kami pun sudah sukses beberapa bulan lalu. Karena kami sudah sukses di uji klinis tahap pertama," terang Collins.